Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

KKN (Koalisi-koalisi Ngeri) di Negeri Penari Politik

Kompas.com - 15/05/2022, 13:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pupusnya poros Islam & prospek Ganjar Pranowo-Prabowo Subianto

Hadirnya Koalisi Indonesia Bersatu bisa pula menjadi sekoci “penyelamat” andaikan Ganjar Pranowo tidak mendapat tiket pencapresan dari partai yang dicintainya: PDIP.

Itu pun dengan catatan, Ganjar mau berlabuh ke lain hati dan Koalisi Indonesia Bersatu paham arti besarnya potensi Ganjar meraup suara di kalangan milenial dan loyalis Jokowi.

Harus diakui, loyalis Jokowi tidak akan 100 persen melabuhkan suaranya ke partai banteng, PDI-P.

Pascaselesainya masa jabatan dua periode Jokowi, para pendukung, relawan dan fans garis keras Jokowi diyakini akan melabuhkan suaranya untuk Ganjar Pranowo. Pemilih Jokowi beririsan dengan pemilih Ganjar.

Hadirnya Koalisi Indonesia Bersatu juga mengikis politik sektarian yang “menjual” identitas agama.

Adanya wacana menyatukan partai-partai berazas Islam seperti PKS, PPP, PKB dan PAN ke dalam poros yang sama, menjadi layu di tengah jalan.

Menggapai kekuasaan dan menapak jalan terjal kampanye, koalisi berazas agama hanya menyempitkan segmentasi pemilih serta semakin sulit meraup suara di era “tik-tok” yang semakin masif digenggam pemilih-pemilih milenial.

Jika mengikuti skenario politik dan perkembangan terkini, andai PDI-P tetap memanfaatkan previladge 128 kursi di DPR yang dimilikinya karena menjadi satu-satunya partai yang bisa “lenggang-kangkung” mengusung capres-cawapres sendiri dan “ogah” berkoalisi dengan partai lain, maka bisa jadi akan membuka peluang munculnya poros-poros lain.

Skenario lain, PDI-P akan menggandeng Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto untuk running di ajang President Idol 2024.

Dengan 78 kursi Gerindra di DPR, membuat sisa suara yang diperebutkan partai-partai lain menjadi semakin terbatas.

Mau tidak mau, partai-partai tersisa harus segera merapatkan barisannya agar kecukupan suara segera diamankan.

Menjadi dilema jika Demokrat tidak kunjung mendapat “pacar”, sementara ajang Pilpres 2024 menjadi momentum strategis bagi AHY untuk masuk dalam orbit kekuasaan atau tidak sama sekali. Demokrat hanya tinggal menyisahkan PKS sebagai “konco wiking” untuk berkoalisi.

Poros ketiga bisa saja terjadi jika Gerindra tidak sepaham dengan PDIP dalam hal posisi calon RI-1.

Tentu Prabowo tidak akan mau ditempatkan sebagai second man di belakang Puan Maharani. Padahal menyatukan dua kekuatan besar politik di Indonesia ini, sebetulnya cukup “klik” saja.

Faktor kesejarahan hubungan Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto telah terjalin lama di Pilpres 2009.

Faktor “Megapro” tidak menyurutkan harmonisasi antara PDI-P dengan Gerindra walau di Pilpres 2014 dan 2019 memiliki catatan “bermusuhan” di antara relasi ke dua partai ini.

Menjadi “koalisi dream team” andai jalinan PDI-P dan Gerindra dilengkapi dengan PKB maka selesai sudah “permainan” Pilpres 2024.

Itu pun dengan catatan, andai-andai semua pihak legowo dengan menyorongkan nama Ganjar Pranowo – Prabowo Subianto sebagai capres-cawapres dan Cak Imin sebagai third man serta Puan tetap memegang kendali penuh di PDI-P andai Megawati Soekarnoputeri istirahat dari dunia politik.

Puan dan Cak Imin tentu saja mendapat akomodasi di kabinet serta menempatkan kader-kader yang di-endorse Gerindra, PKB dan PDI-P.

Prabowo dan Megawati saatnya memberikan kesempatan kepada anak muda untuk memegang tampuk kepemimpinan nasional seperti halnya saat keduanya memberikan kesempatan kepada Joko Widodo – Basuki Tjahaja Purnama maju Pilgub DKI Jakarta tahun 2012 silam.

Nama Prabowo akan dikenang sebagai lokomotif demokrasi Indonesia karena bersedia mengesampingkan ambisi lamanya yang terpendam untuk selalu maju di pentas Pilpres, dengan memberi kesempatan untuk anak muda menjadi presiden.

Sementara pengalaman dan kepiawaiannya dimaksimalkan sebagai “mentor” dan cukup menjadi wakil presiden saja.

Demikian pula Megawati akan semakin “harum” dikenang sebagai pendorong anak muda untuk berkesempatan tampil di pentas politik nasional.

Begitu banyak nama anak-anak muda diorbitkan sebagai pemimpin lokal yang berkualitas lalu “diterbangkan” ke panggung nasional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Dituntut 3 Tahun 5 Bulan Penjara

Sidang Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Dituntut 3 Tahun 5 Bulan Penjara

Nasional
Ajukan 'Amicus Curiae', Arief Poyuono Harap MK Tolak Sengketa Pilpres

Ajukan "Amicus Curiae", Arief Poyuono Harap MK Tolak Sengketa Pilpres

Nasional
Optimistis Pertemuan Prabowo-Megawati Berlangsung, Gerindra Komunikasi Intens dengan PDI-P

Optimistis Pertemuan Prabowo-Megawati Berlangsung, Gerindra Komunikasi Intens dengan PDI-P

Nasional
Dibantu Tony Blair Institute, Indonesia Percepat Transformasi Layanan Digital Pemerintah

Dibantu Tony Blair Institute, Indonesia Percepat Transformasi Layanan Digital Pemerintah

Nasional
Senat Mahasiswa Driyarkara Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Kabulkan Sengketa Pilpres 2024

Senat Mahasiswa Driyarkara Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Kabulkan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!

Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!

Nasional
Ditanya Kemungkinan Gerindra Kembali Dukung Anies di Pilkada DKI, Gerindra: Anies Siapa?

Ditanya Kemungkinan Gerindra Kembali Dukung Anies di Pilkada DKI, Gerindra: Anies Siapa?

Nasional
Dituding Jadi Penghambat Pertemuan Megawati dengan Jokowi, Hasto: Apa Perlu Saya Bacakan Komentar Anak Ranting?

Dituding Jadi Penghambat Pertemuan Megawati dengan Jokowi, Hasto: Apa Perlu Saya Bacakan Komentar Anak Ranting?

Nasional
Survei LSI: Pemilih Anies dan Ganjar Tidak Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024

Survei LSI: Pemilih Anies dan Ganjar Tidak Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024

Nasional
Panglima TNI Minta Para Prajurit Tak Mudah Terprovokasi Berita-berita di Media Sosial

Panglima TNI Minta Para Prajurit Tak Mudah Terprovokasi Berita-berita di Media Sosial

Nasional
Anggota DPR Ihsan Yunus Irit Bicara Usai Diperiksa sebagai Saksi Kasus APD Covid-19

Anggota DPR Ihsan Yunus Irit Bicara Usai Diperiksa sebagai Saksi Kasus APD Covid-19

Nasional
Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

Nasional
Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

Nasional
Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

Nasional
Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com