Terdapat juga pemikiran bahwa secara teknis dimungkinkan letak SPBU di luar sistem tol ini, dibuat sedekat mungkin dari titik masuk/keluar di ramp in/out tol.
Pengguna jalan memilih waktu yang paling nyaman untuk bepergian menurut persepsi masing-masing, menggunakan aplikasi smartphone untuk memantau GPS, namun sering kali GPS tersebut tidak digunakan dengan smart.
Akibatnya saran GPS diikuti mentah-mentah. Penggunanya berpeluang salah jalan dan akibatnya waktu tempuh malah makin panjang.
Pengguna jalan yang memutuskan berhenti biasanya menginkan tercapainya sekaligus beberapa kebutuhan penting seperti isirahat-sholat-makan (ishoma).
Akibatnya pada jam-jam tertentu pasti terjadi puncak penggunaan RA atau kebutuhan mencari ramp out untuk beristirahat di luar sistem tol.
Secara psikologis, pengguna jalan sudah lelah dan tertekan karena terlibat kemacetan panjang.
Akibatnya yang bersangkutan terkadang kurang bijaksana dalam mengemudi, misalnya dengan berpindah-pindah lajur yang oleh bersangkutan disangka dapat mempercepat waktu tempuhnya.
Padahal itu justru menambah konflik dan memperpanjang waktu tempuh kendaraan di dalam sistem.
Di sisi lain keputusan petugas mengenai pemberlakuan satu arah dan atau contra flow tampaknya dilakukan berdasarkan observasi lalu lintas yang statis (pada periode tertentu) padahal lalu-lintas adalah sesuatu yang dinamis.
Akibatnya keputusannya kurang valid dan kurang berguna.
Apakah masih ada ruang untuk perbaikan ke depan?
Sekiranya semua pemangku kepentingan baik di tingkat nasional maupun regional, baik di sektor Pekerjaan Umum, Perhubungan, Kepolisian, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) maupun Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) harus bersinergi sebelum, selama dan setelah masa mudik dan arus balik untuk menghasilkan solusi dan kebijakan terbaik.
Para pengguna jalan juga harus smart agar tidak dirugikan dalam situasi mudik/arus balik yang sangat rumit ini.
Di sisi lain sikap ini juga akan mencegah yang bersangkutan merugikan pihak pengguna jalan yang lain.
*Prof. Ir. Leksmono Suryo Putranto, MT., Ph.D., IPM, Guru Besar Jurusan Teknik Sipil Universitas Tarumanagara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.