JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin menilai, pernyataan Presiden Joko Widodo yang meminta para menterinya tetap fokus bekerja menjelang dimulainya tahapan Pemilu 2024 hanya bersifat mengingatkan.
Dia menilai, presiden hanya mencari jalan tengah terhadap kondisi sejumlah menteri yang mulai bersafari politik dan mempersiapkan pencapresan.
"Konteksnya (pernyataan presiden) mengingatkan saja. Sebab selama ini masyarakat sipil dan pengamat banyak mengkritisi meminta agar menteri dapat bekerja dengan benar," ujar Ujang saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (12/5/2022).
Baca juga: Jokowi Minta Menteri Tetap Fokus Kerja Jelang Pemilu, KSP Singgung Etika Politik
Di sisi lain, menurutnya, Jokowi sulit melarang maupun membiarkan jika ada menterinya ingin maju pada kontestasi Pemilu 2024.
Hal ini, kata Ujang, diikuti konsekuensi ada menteri yang mulai melakukan safari politik maupun memperkenalkan diri kepada masyarakat.
"Melarang sulit, membiarkan juga susah. Jadi mencari cari jalan tengah yang sifatnya mengingatkan itu," tegasnya.
Adapun sulitnya posisi Presiden dan pemerintah ini menurut Ujang bukan tanpa alasan.
Pasalnya, para menteri ketika akan berkampanye dan sosialisasi telah mendapatkan izin dari Presiden Jokowi pada April lalu.
"Artinya kan mereka jalan saat ini atas izin dan restu presiden. Kemudian, Menko Polhukam Pak Mahfud MD setelahnya mengatakan, menteri tak perlu mengundurkan diri apabila akan menjadi capres atau cawapres," ungkap Ujang.
"Seharusnya jika tak ingin menteri tidak fokus sejak awal presiden melarang. Jadi pernyataan presiden kemarin kontraproruktif dibandingkan pernyataan sebelumnya," tambahnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.