JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri RI (Kemenlu RI) memastikan, kondisi warga negara Indonesia (WNI) di Sri Lanka masih terpantau aman hingga saat ini.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Bantuan Hukum Indonesia (BHI) Kemenlu RI Judha Nugraha menyampaikan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kolombo untuk memantau situasi di Sri Lanka yang sedang mengalami krisis ekonomi serta menyebabkan gelombang unjuk rasa.
"Secara khusus KBRI melakukan pemantauan kondisi sampai hari ini tidak ada WNI yang terdampak langsung krisis yang ada di sana," ujar Judha di Jakarta, Kamis (12/5/2022).
Baca juga: Mantan Perdana Menteri Sri Lanka Sembunyi di Pangkalan AL, Hindari Amuk Massa
Berdasarkan data KBRI Kolombo per April 2022, teradapat 273 WNI yang berada di Sri Lanka dengan 190 di antaranya merupakan pemegang izin tinggal tetap.
Sementara itu, sementara sisanya pemegang visa kunjungan bisnis.
"KBRI kita di Kolombo terus menjalin komunikasi dengan simpul-simpul masyarakat WNI di Sri Lanka dan memastikan KBRI siap memberi bantuan bagi yang terkena dampak," ujar Judha.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, KBRI Kolombo membuka layanan kekonsuleran secara daring.
"Sehingga memudahkan warga negara kita untuk mendapat akses layanan di tengah kelangkaan bahan bakar di Sri Lanka," ujar Judha.
Baca juga: Protes di Sri Lanka Berlanjut, Polisi Diperintahkan Pakai Peluru Tajam untuk Tahan Kerusuhan
Di sisi lain, KBRI Kolombo juga menyiapkan pasokan logistik untuk WNI setempat.
Untuk mengantisipasi kemungkinan protes-protes lanjutan, KBRI Kolombo juga telah meminta WNI untuk berhati-hati dan menghindari kerumunan masa.
"Menyusul kerusuhan 31 Maret lalu dan kemungkinan protes-protes lanjutan sudah memberi imbauan kepada WNI oleh KBRI untuk hati-hati dan menghindari kerumunan massa dan segera melapor ke KBRI jika terjadi situasi darurat dan dapat kami sampaikan nomor hotline KBRI +94-772-773-123," ucap Judha.
Untuk diketahui, kondisi terbaru di Sri Lanka, aksi massa masih terus terjadi.
Baca juga: Massa Bakar Beberapa Rumah Milik Keluarga Presiden Sri Lanka hingga Anggota Parlemen
Dilansir dari AFP, protes massa berlanjut pada Selasa (10/5/2022) meskipun jam malam diberlakukan.
Polisi mengatakan bahwa total delapan orang tewas dengan lebih dari 225 orang terluka.
Pihak berwenang Sri Lanka mengeluarkan perintah tembak di tempat pada Selasa (10/5/2022) untuk memadamkan kerusuhan lebih lanjut, sehari setelah pulau itu diguncang oleh kekerasan dan kerusuhan mematikan.
Dengan ribuan pasukan keamanan memberlakukan jam malam, kementerian pertahanan Sri Lanka mengatakan pasukan "telah diperintahkan untuk menembak di tempat siapa pun yang menjarah properti publik atau menyebabkan korban jiwa".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.