Senada dengan Dicky, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, masyarakat perlu bersiap menghadapi transisi dari pandemi menjadi endemi.
"Karena yang penting di (transisi) pandemi ke endemi itu tanggung jawab pemeliharaan kesehatannya itu sudah dimiliki oleh masyarakat sendiri," ujar dia.
Budi mencontohkan, saat ini pemerintah tidak perlu membuat aturan-aturan mengenai penyakit demam berdarah yang sudah menjadi endemi karena masyarakat sudah memahami apa yang harus dilakukan bila terserang demam berdarah.
Baca juga: Menkes: Status Endemi Tak Bisa Diputuskan Sendiri, Harus Lihat Kondisi Negara Lain
Ia menjelaskan, ketika Covid-19 telah menjadi endemi, masyarakat pun harus sadar untuk melakukan tes secara mandiri bila merasakan gejala serta beristirahat dan minum obat bila positif Covid-19.
"Kalau itu sudah dilakukan sendiri, artinya tanggung jawab pemeliharaan kesehatan itu dipahami oleh masyarakat, itu adalah ciri-ciri yang paling baik untuk kesiapan transisi," kata Budi.
Ia menyebutkan, perubahan status menjadi endemi tidak hanya ditentukan oleh faktor kesehatan, tetapi juga faktor sosial, politik, budaya, dan ekonomi.
Baca juga: Profil Hamka Hendra Noer, Staf Ahli Kemenpora Jadi Pj Gubernur Gorontalo
Ia menambahkan, pemerintah pun tidak bisa memutuskan sendiri perubahan status pandemi menjadi endemi karena Covid-19 merupakan penyakit yang tersebar di seluruh dunia.
"Karena ini level-nya dunia, kita enggak bisa mutusin sendiri. Yang jelas kita harus melihat negara-negara lain seperti apa karena penularan antarnegaranya kan tinggi sekali," ujar Budi.
Mudik jadi pertaruhan
Di samping itu, Budi memprediksi kasus Covid-19 bakal meningkat usai libur Lebaran menyusul tingginya mobilitas masyarakat.
Namun, ia meminta agar kenaikan kasus kelak tidak perlu direspons secara panik karena kenaikannya masih terbilang kecil dan dapat ditangani.
Menurut Budi, kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia yang berkisar di angka 300-900 kasus per hari masih sangat rendah.