Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/05/2022, 20:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Gelar kehormatan akademik yang diterima Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri bertambah.

Terbaru, ia menerima gelar profesor kehormatan dari Seoul Institute of the Arts (SIA) Korea Selatan pada Rabu (11/5/2022).

Gelar itu dianugerahkan atas karya Megawati di bidang politik dan sosial pada disiplin ilmu kebijakan seni dan ekonomi kreatif.

Megawati dianggap berhasil menjamin pendidikan yang lebih baik melalui riset dan inovasi, tidak hanya untuk warga Indonesia, tetapi juga dunia, termasuk Korea Selatan.

Baca juga: Megawati Resmi Bergelar Profesor Kehormatan Seoul Institute of the Arts Korea Selatan

Mega pun menangis haru saat menerima penghargaan tersebut. Ini karena dia menjadi orang Asia pertama yang meraih gelar itu dari SIA.

"Ketika saya membaca surat dari terhormat bapak Nam Sik Lee, Phd, saya sungguh terharu. Terutama bahwa saya bukan hanya orang Indonesia yang pertama yang menerima kehormatan ini, namun juga sebagai orang Asia pertama," ucap Megawati dalam tayangan yang disiarkan YouTube PDI Perjuangan, Rabu.

Apalagi, kata Mega, gelar profesor kehormatan diberikan karena dirinya dinilai berkomitmen tinggi dalam mewujudkan perdamaian dunia.

"Saya dinilai memiliki komitmen yang tinggi terhadap perdamaian dunia, khususnya dalam membangun demokrasi serta komitmen terhadap lingkungan dan kebudayaan," tutur putri Presiden Soekarno itu.

Baca juga: Mengenang Kemesraan Soekarno dan Pemimpin Korea Utara: Warisan ke Megawati Sang Utusan Perdamaian

Ini merupakan gelar profesor kehormatan kedua yang diterima Megawati sepanjang hidupnya. Gelar profesor kehormatan kali pertama Mega dapatkan dari Universitas Pertahanan (Unhan) pada Juni 2021 lalu.

Melalui sidang senat terbuka kala itu, Megawati dikukuhkan sebagai profesor Ilmu Pertahanan Bidang Kepemimpinan Strategik pada Fakultas Strategi Unhan.

Rektor Unhan Laksamana Madya TNI Amarulla Octavian mengatakan, gelar kehormatan itu diberikan karena pihaknya menilai Megawati berhasil mengatasi krisis multidimensi saat menjabat sebagai presiden. Mega dianggap sukses menuntaskan konflik sosial di era pemerintahannya.

"Unhan RI mencatat keberhasilan Megawati saat di pemerintahan dalam menuntaskan konflik sosial seperti penyelesaian konflik Ambon, penyelesaian konflik Poso, pemulihan pariwisata pasca-bom Bali, dan penanganan permasalahan TKI di Malaysia," kata Octavian dalam keterangan tertulis, Selasa (8/6/2021)

Selain itu, gelar kehormatan juga diberikan lantaran Ketua Umum PDI Perjuangan tersebut merupakan presiden perempuan pertama di Indonesia.

Kemudian, di era kepemimpinan Megawati, untuk pertama kalinya pemilihan umum (pemilu) legislatif dan presiden digelar secara langsung.

Baca juga: Megawati Diminta Jadi Utusan Khusus Korsel untuk Damaikan Dua Korea

Tak hanya sekali dua kali Megawati meraih gelar kehormatan akademik. Hingga kini, total ada 2 gelar profesor kehormatan dan 9 gelar doktor honoris causa yang disandang Ketua Dewan Pengarah Badan Riset Nasional (BRIN) itu.

Gelar tersebut diraih Megawati dari berbagai universitas, baik dalam maupun luar negeri.

Berikut daftar 2 gelar profesor kehormatan dan 9 gelar doktor honoris causa yang dianugerahkan kepada Megawati:

  1. Doktor Honoris Causa bidang hukum dari Universitas Waseda Tokyo, Jepang (2001);
  2. Doktor Honoris Causa bidang politik dari Moscow State Institute of International Relations (MGIMO), Rusia (2003);
  3. Doktor Honoris Causa bidang politik dari Korea Maritime and Ocean University, Busan, Korea Selatan (2015);
  4. Doktor Honoris Causa bidang politik dan pemerintahan dari Universitas Padjajaran, Bandung (2016);
  5. Doktor Honoris Causa bidang pendidikan dari Universitas Negeri Padang (2017);
  6. Doktor Honoris Causa bidang ekonomi dari Mokpo National University, Korea Selatan (2017);
  7. Doktor Honoris Causa bidang politik dan pemerintahan dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri atau IPDN (2018);
  8. Doktor Honoris Causa bidang diplomasi ekonomi dari Fujian Normal University, China (2018);
  9. Doktor Honoris Causa bidang kemanusiaan dari Soka University, Tokyo (2020);
  10. Profesor Kehormatan ilmu pertahanan bidang kepemimpinan strategik pada Fakultas Strategi Pertahanan Univesritas Pertahanan (2021);
  11. Profesor Kehormatan kebijakan seni dan ekonomi kreatif dari Seoul Institute of the Arts (SIA), Korea Selatan (2022).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

37 WNI Korban Perusahaan 'Online Scam' di Laos Kembali ke Indonesia

37 WNI Korban Perusahaan "Online Scam" di Laos Kembali ke Indonesia

Nasional
Tak Persoalkan Apa Pun Putusan MK, Cak Imin: Yang Penting Tak Berpotensi Tunda Pemilu

Tak Persoalkan Apa Pun Putusan MK, Cak Imin: Yang Penting Tak Berpotensi Tunda Pemilu

Nasional
Lewat Kurbanaval, Dompet Dhuafa Mudahkan Masyarakat Berkurban di 24 Outlet HERO Supermarket

Lewat Kurbanaval, Dompet Dhuafa Mudahkan Masyarakat Berkurban di 24 Outlet HERO Supermarket

Nasional
Survei Litbang 'Kompas': 39 Persen Responden Menilai Jokowi Tak Netral pada Pemilu 2024

Survei Litbang "Kompas": 39 Persen Responden Menilai Jokowi Tak Netral pada Pemilu 2024

Nasional
Jemaah Haji Lansia Jangan Paksakan Diri ke Raudhah, Berdoa di Luar Sama Mustajabnya

Jemaah Haji Lansia Jangan Paksakan Diri ke Raudhah, Berdoa di Luar Sama Mustajabnya

Nasional
Survei SMRC: Mayoritas Publik Inginkan Sistem Pemilu Proporsional Terbuka

Survei SMRC: Mayoritas Publik Inginkan Sistem Pemilu Proporsional Terbuka

Nasional
Jumlah Jemaah Haji Meninggal di Madinah Bertambah Jadi 4, Disebabkan Jantung, Diabetes, dan Septic Shock

Jumlah Jemaah Haji Meninggal di Madinah Bertambah Jadi 4, Disebabkan Jantung, Diabetes, dan Septic Shock

Nasional
MA Proses Kasasi Prima Lawan KPU soal Putusan Penundaan Pemilu

MA Proses Kasasi Prima Lawan KPU soal Putusan Penundaan Pemilu

Nasional
MAKI: Jubir MK Tak Bisa Maknai Putusan Hakim soal Masa Jabatan Pimpinan KPK

MAKI: Jubir MK Tak Bisa Maknai Putusan Hakim soal Masa Jabatan Pimpinan KPK

Nasional
PPP dan PDI-P Bertemu Siang Ini, Bahas Tim Pemenangan Ganjar

PPP dan PDI-P Bertemu Siang Ini, Bahas Tim Pemenangan Ganjar

Nasional
Kian Dekatnya Sandiaga ke PPP Setelah Masuk Bursa Cawapres Ganjar

Kian Dekatnya Sandiaga ke PPP Setelah Masuk Bursa Cawapres Ganjar

Nasional
KASN: ASN Terlibat Politik, Kerja Birokrasi Tak Efektif

KASN: ASN Terlibat Politik, Kerja Birokrasi Tak Efektif

Nasional
Putusan MK soal Sistem Pemilu Diduga Bocor, Mahfud MD Minta Polisi Usut

Putusan MK soal Sistem Pemilu Diduga Bocor, Mahfud MD Minta Polisi Usut

Nasional
Soal PK Moeldoko, SBY Mengaku Ditelepon Mantan Menteri, Ada yang Ingin Demokrat Gagal Pemilu

Soal PK Moeldoko, SBY Mengaku Ditelepon Mantan Menteri, Ada yang Ingin Demokrat Gagal Pemilu

Nasional
Survei Litbang 'Kompas': Mayoritas Responden Nilai Presiden Harus Netral dalam Pemilu 2024

Survei Litbang "Kompas": Mayoritas Responden Nilai Presiden Harus Netral dalam Pemilu 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com