JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, penyebaran penyakit hepatitis akut misterius yang sudah menjangkiti setidaknya 15 anak di Indonesia tidak semenular yang dibayangkan banyak orang.
"Kesimpulannya sampai sekarang penyebarannya tidak seperti penyakit-penyakit pandemi, karena kalau menular kan harusnya kalau saya kena kan pasti teman-teman kena kan, ini tidak terjadi," kata Budi saat ditemui di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (11/5/2022).
Budi mengaku sudah berbicara dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (AS) dan Inggris di mana tidak terjadi klasterisasi penularan hepatitis akut misterius di dua negara tersebut.
Baca juga: Wagub DKI Sebut Ada 21 Kasus yang Diduga Hepatitis Akut Misterius di Jakarta
Padahal, AS dan Inggris merupakan dua negara dengan jumlah kasus hepatitis akut misterius terbanyak, masing-masing sekitar 300 dan 100 kasus.
"Jadi ini tidak semenular yang dibayangkan banyak orang," imbuh dia.
Ia mengungkapkan, kasus hepatitis akut di Indonesia saat ini sejumlah 15 kasus dari seluruh penduduk sebanyak 270 juta jiwa, masih di bawah penularan Covid-19 yang bisa mencapai ratusan kasus per harinya.
"Ini jauh di bawah covid penularannya, mungkin, event di bawah cacar, di bawah kolera TBC supaya jangan kemudian terlalu berlebihan juga," kata Budi.
Budi melanjutkan, penyebab penyakit ini pun masih terus ditelusuri karena belum tentu disebabkan oleh adanya adenovirus.
Sebab, ia menjelaskan, ada balita yang terjangkit penyakit ini tetapi tidak ditemukan adanya adenovirus dalam tubuh bali tersebut.
"Kalau ini benar adenovirus pasti seharusnya akan ada, jadi memang lagi dicari apakah benar ini karena virusnya atau karena kombinasi kombinasi kesehatan lingkungannya yang kurang atau juga genetiknya," kata Budi.
Oleh sebab itu, ia menegaskan sejauh ini belum ada kesimpulan mengenai asal muasal penyakit tersebut tetapi ia memastikan penularannya lebih rendah dibandingkan penyakit yang lain.
Kendati demikian, Budi mengingatkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan penyakit yang tersebar lewat makanan tersebut.
Baca juga: Wagub DKI Sebut Ada 21 Kasus yang Diduga Hepatitis Akut Misterius di Jakarta
"Yang penting cuci tangan yang rajin saja sebelum masuk makanannya (ke mulut), makanannya kalau bisa dimasak dengan baik. Dua itu saja sih, khususnya untuk anak-anak ya," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian kesehatan melaporkan terdapat 15 kasus hepatitis akut yang terdeteksi di lima provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Bangka Belitung.
Kemenkes juga mencatat lima pasien meninggal dunia dilaporkan di DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Sumatera Barat sedangkan pasien lainnya masih dalam perawatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.