Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabareskrim Sebut Kapolri Beri Arahan Tegas untuk Lakukan Antisipasi Karhutla

Kompas.com - 10/05/2022, 15:35 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Agus Andrianto memantau dan melakukan antisipasi untuk mencegah kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) saat musim kemarau di tahun ini.

Menurutnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Presiden RI Joko Widodo sudah memberikan arahan tegas terkait langkah antisipasi terjadinya karhutla.

"Arahan Bapak Kapolri dan juga stressing (penekanan) dari Bapak Presiden terkait karhutla kan berat (Kapolda dan Pangdam bisa dicopot) kalau tidak melakukan langkah-langkah antisipasi kejadian Karhutla di wilayahnya masing-masing," kata Agus saat dikonfirmasi, Selasa (10/5/2022).

Baca juga: Cerita Petugas Menginap 2 Malam di Hutan demi Padamkan Api Karhutla di Rokan Hulu

Hingga saat ini, ia mengatakan, belum terjadi gangguan asap yang diakibatkan karhutla.

Agus juga mengatakan, pihaknya akan melakukan monitoring hotspot atau titik panas di lokasi yang rawan terjadi karhutla.

Nantinya, kata dia, satuan wilayah (satwil) jajaran Polri akan memberikan laporan antisipasi karhutla setiap harinya.

"Kita monitoring dari aplikasi monitoring karhutla kan, melalui juga aplikasi yang diluncurkan Bapak Kapolri bersama Ibu Menteri LHK (Lingkungan Hidup dan Kehutanan) tahun lalu," ujarnya

"Setiap hari laporan Satwil jajaran terkait antisipasi terjadinya karhutla juga kita terima setiap hari," ucapnya.

Sebagai informasi, masalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan kabut asap akibatnya rawan terjadi berulang di wilayah Sumatera dan Kalimantan saat musim kemarau.

Baca juga: Cegah Karhutla di Rokan Hulu Riau, Tim Satgas Pantau Wilayah Rawan

Dalam mengantisipasi ini, pemerintah juga menyiapkan antisipasi. Salah satunya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC), di Provinsi Riau untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah itu.

Plt Direktur Penguatan dan Kemitraan, Infrastruktur Riset dan Inovasi, Salim Mustofa menyampaikan, pelaksanaan teknologi modifikasi cuaca di Riau rencananya akan berlangsung selama 15 hari.

Baca juga: Kabareskrim Kerahkan Jajarannya Kawal Pembatasan Ekspor Produk Turunan CPO

Menurutnya, pelaksanaan teknologi modifikasi cuaca adalah awal dari upaya mitigasi karhutla di wilayah yang rentan.

"Selain Riau, selanjutnya kami juga berencana melakukan operasi TMC di sejumlah provinsi rawan bencana karhutla dan menjadi prioritas restorasi gambut lainnya, seperti Provinsi Sumatera Selatan–Jambi, dan juga Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah," ujar Salim dilansir dari laman BRIN, Kamis (14/4/2022).

"Rencana jadwal pelaksanaan di provinsi-provinsi tersebut masih kami koordinasikan dengan KLHK, BNPB, BRGM dan BMKG," sambungnya.

Baca juga: Walhi Sebut Klaim Jokowi soal Deforestasi hingga Karhutla Tak Sesuai Fakta

Untuk diketahui, dikutip dari laman BPPT, Minggu (20/3/2022) teknologi modifikasi cuaca dilakukan dengan meniru proses yang terjadi di dalam awan, melalui aktivitas penyemaian awan (cloud seeding).

Awan yang dijadikan objek penyemaian adalah jenis awan cumulus, yang banyak mengandung uap air dan berpotensi menjadi hujan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com