"Kesimpulannya belum bisa dipastikan virus apa yang 100 persen menyebabkan adanya penyakit hepatitis akut ini," ujarnya.
Baca juga: Minta Kemenkes Serius Antisipasi, Pimpinan DPR Harap Kasus Hepatitis Misterius Tak Jadi Pandemi
Meski demikian, kata Budi, saat ini, Indonesia bekerja sama dengan WHO dan Amerika serta Inggris tengah berupaya mendeteksi penyebab hepatitis akut.
Kemungkinan besar penyakit ini disebabkan oleh Adenovirus strain 41. Namun, ada pula kasus yang bukan disebabkan oleh Adenovirus strain 41.
"Jadi kita masih melakukan penelitian bersama-sama dengan Inggris dan Amerika untuk memastikan penyebabnya apa," ucap dia.
Meski belum diketahui jenis virusnya, Budi memastikan bahwa virus penyebab penyakit ini menular lewat asupan makanan yang melalui mulut.
Oleh karenanya, para orang tua diimbau untuk mengawasi makanan yang dikonsumsi anak-anaknya. Anak-anak juga harus dibiasakan untuk mencuci tangan sebelum makan.
"Jadi kita pastikan apa yang masuk ke anak-anak kita, karena ini menyerang di bawah 16 tahun lebih banyak lagi di bawah 5 tahun, untuk bersih," kata Budi.
Budi menambahkan, ciri-ciri penyakit hepatitis akut ditandai dengan demam. Pengidap penyakit ini juga akan menunjukkan indikator serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) dan serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) yang tinggi.
"SGPT dan SGOT itu normalnya di level 30-an. Kalau udah naik agak tinggi lebih baik refer ke fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan) terdekat," jelas dia.
Pemerintah pun mengupayakan pemberian layanan kesehatan yang optimal untuk penanganan hepatitis akut.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memastikan, biaya perawatan pasien hepatitis akut ditanggung BPJS Kesehatan.
"Biaya perawatan ditanggung BPJS," kata Muhadjir kepada Kompas.com, Senin (9/5/2022).
Baca juga: Mentan Minta Masyarakat Tak Panik, Penyakit Mulut dan Kuku Ternak Tidak Menular ke Manusia
Kendati demikian, hingga kini pemerintah belum berencana menunda penerapan pembelajaran tatap muka (PTM), meski kasus hepatitis banyak menyerang anak usia sekolah.
"Tidak ada rencana untuk itu (penundaan PTM). Artinya PTM tetap berlanjut," ucap Muhadjir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.