Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15 Kasus Hepatitis Akut di RI dan Pentingnya Menjaga Kebersihan Makanan

Kompas.com - 09/05/2022, 21:46 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak di bawah usia 16 tahun di Indonesia sampai Senin (9/5/2022) tercatat sudah mencapai 15 orang.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, virus yang menyebabkan penyakit hepatitis akut menular lewat asupan makanan atau melalui mulut.

Maka dari itu, menjaga kebersihan diri, lingkungan, serta makan dan minuman yang dikonsumsi menjadi pencegahan paling utama terhadap hepatitis akut itu.

"Apa yang perlu dilakukan masyarakat yang pertama adalah virus ini menular melalui asupan makanan yang lewat mulut. Jadi, kalau bisa rajin cuci tangan, jadi kita pastikan apa yang masuk ke anak-anak kita untuk bersih, karena ini menyerang di bawah 16 tahun lebih banyak lagi di bawah lima tahun," ujar Budi saat memberikan paparan hasil evaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) secara virtual, Senin (9/5/2022).

Baca juga: Menkes: Hepatitis Akut yang Serang Anak-anak Menular Lewat Asupan Makanan

Secara terpisah, Epidemiolog Hermawan Saputra mengatakan, cara paling utama yang bisa dilakukan masyarakat dalam menghadapi hepatitis akut misterius itu adalah dengan menjaga kebersihan diri, makanan, dan lingkungan, termasuk anak-anak.

Dia berharap masyarakat menyadari pentingnya hidup bersih dan sehat supaya tidak memicu penyakit.

"Jadi tidak hanya berkaitan dengan virus, ada kuman, bakteri, dan juga berbagai mikroorganisme lain yang menjadi penyebab penyakit menular seperti protozoa juga bisa dicegah dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Ini pencegahan yang paling utama," kata Hermawan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (8/5/2022).

"Jadi anak-anak harus kita berikan keteladanan, pengajaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat, dan kebiasaan cuci tangan adalah salah satunya," ucap Hermawan.

Baca juga: Menkes: Virus Penyebab Hepatitis Akut Belum Bisa Dipastikan

Selain itu, cara yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi hepatitis akut misterius adalah memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, dan menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan

Budi mengatakan, ciri dari anak yang tertular hepatitis akut ini adalah tingginya tingkat serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) dan serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) di atas 100.

SGOT adalah enzim yang biasanya ditemukan di organ hati (liver), jantung, ginjal hingga otak. Sedangkan SGPT adalah enzim yang banyak dijumpai di dalam hati.

"SGPT dan SGOT itu normalnya di level 30-an. Kalau udah naik agak tinggi lebih baik refer ke fasilitas layanan kesehatan terdekat," ujar Budi.

Menurut Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, ketiga anak yang meninggal akibat hepatitis akut misterius itu mengalami gejala mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.

Baca juga: Menkes Sebut 15 Kasus Hepatitis Akut Terdeteksi di Indonesia

Menurut Kemenkes, gejala lain infeksi virus hepatitis adalah gejala yang ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik atau kuning dan urin berwarna gelap atau teh tua, serta buang air besar berwarna pucat yang timbul secara mendadak.

Hermawan menyarankan kepada para orang tua dan pengasuh untuk waspada dan segera pergi ke dokter ketika anak-anak mendadak demam dan diare guna mencegah kasus hepatitis akut misterius. Menurut dia hal itu diperlukan sebagai deteksi dini apakah gejala itu merupakan sakit ringan atau mengarah kepada hepatitis akut.

"Bila ada anak-anak yang merasakan demam, kemudian juga diare, kemudian berkaitan dengan penyakit-penyakit gangguan perut yang dirasa tiba-tiba ada atau akut segera memeriksakan diri ke dokter," kata Hermawan.

Baca juga: Minta Kemenkes Serius Antisipasi, Pimpinan DPR Harap Kasus Hepatitis Misterius Tak Jadi Pandemi

Sampai saat ini, kata Hermawan, belum ditemukan penyebab utama kasus hepatitis akut. Para pakar masih menelaah apakah penyakit itu diakibatkan oleh infeksi adenovirus atau terkait dengan riwayat SARS-CoV-2 yang menyerang anak-anak pada tahun sebelumnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) terkait kasus Hepatitis Akut yang menyerang anak usia dini umur 11 bulan hingga 5 tahun di 20 negara Eropa, Amerika dan Asia yang saat ini belum diketahui penyebabnya sejak 15 April 2022.

(Penulis : Mutia Fauzia, Mahar Prastiwi | Editor : Bagus Santosa, Ayunda Pininta Kasih)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Cak Imin: Pak Jokowi Judulnya Benar soal Distribusi Lahan, tetapi Praktiknya Salah

Cak Imin: Pak Jokowi Judulnya Benar soal Distribusi Lahan, tetapi Praktiknya Salah

Nasional
Ditanya Bagaimana jika Dikritik, Ganjar: Jangan Baperan

Ditanya Bagaimana jika Dikritik, Ganjar: Jangan Baperan

Nasional
Gibran Ngaku Sudah Bersiap untuk Debat Perdana, Akan Terima Masukan Masyarakat

Gibran Ngaku Sudah Bersiap untuk Debat Perdana, Akan Terima Masukan Masyarakat

Nasional
Bahlil Klaim Media Center Indonesia Maju Didirikan Pakai Dana Halal dan Tak Langgar Aturan

Bahlil Klaim Media Center Indonesia Maju Didirikan Pakai Dana Halal dan Tak Langgar Aturan

Nasional
Jokowi Bagi-bagi Bantuan Pangan di NTT

Jokowi Bagi-bagi Bantuan Pangan di NTT

Nasional
DPR Tunda Pengesahan Revisi UU MK, Merespons Surat dari Pemerintah

DPR Tunda Pengesahan Revisi UU MK, Merespons Surat dari Pemerintah

Nasional
Anies Sebut Nasdem Kerap Didera Masalah karena Ada Kekuatan yang Tak Inginkan Perubahan

Anies Sebut Nasdem Kerap Didera Masalah karena Ada Kekuatan yang Tak Inginkan Perubahan

Nasional
Gibran Persilakan Bawaslu Telusuri Kegiatan Bagi-bagi Susu di CFD Jakarta

Gibran Persilakan Bawaslu Telusuri Kegiatan Bagi-bagi Susu di CFD Jakarta

Nasional
Bantah Revisi UU MK Dikebut, Pimpinan DPR: Prosesnya Sudah sejak Februari

Bantah Revisi UU MK Dikebut, Pimpinan DPR: Prosesnya Sudah sejak Februari

Nasional
Cak Imin Janji Bakal Selesaikan Persoalan Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu

Cak Imin Janji Bakal Selesaikan Persoalan Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu

Nasional
KPK Siap Hadapi Gugatan Praperadilan Wamenkumham

KPK Siap Hadapi Gugatan Praperadilan Wamenkumham

Nasional
Pemerintah Berencana Dirikan Dana Kepariwisataan Indonesia, Akan Dikelola LPDP

Pemerintah Berencana Dirikan Dana Kepariwisataan Indonesia, Akan Dikelola LPDP

Nasional
Bahlil: Media Center Indonesia Maju Bukan untuk Para Capres

Bahlil: Media Center Indonesia Maju Bukan untuk Para Capres

Nasional
Jokowi Tunjuk Irjen Marthinus Hukom Jadi Kepala BNN

Jokowi Tunjuk Irjen Marthinus Hukom Jadi Kepala BNN

Nasional
Janji Kembalikan Independensi KPK, Muhaimin: Begitu Jadi Presiden Keluarkan Perppu

Janji Kembalikan Independensi KPK, Muhaimin: Begitu Jadi Presiden Keluarkan Perppu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com