Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Juneman Abraham
Psikologi Sosial & Lecturer

Menekuni psikologi korupsi, psikoinformatika, dan psikologi kebijakan publik | Psikolog sosial Universitas Bina Nusantara | Lecturer Specialist-S3, Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora, BINUS University | Ketua Kompartemen Riset & Publikasi, Himpunan Psikologi Indonesia

Organisasi Profesi yang Tunggal Sekaligus Jamak

Kompas.com - 09/05/2022, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bagaimanapun, menghadapi kompleksitas selain membutuhkan divergensi (kreativitas, inventivitas) juga memerlukan konvergensi (orde, keselarasan, koordinasi).

Keunggulan asli dari organisasi adhokrasi adalah kerendah-hatian untuk mendukung birokrasi yang dipandang sedang menopang kepentingan yang jauh lebih besar.

Olehnya, organisasi profesi yang birokratis di tingkat nasional cukup berjumlah satu, alias tunggal.

Di dalamnya dapat dibentuk berbagai sub-organisasi adhokrasi, atau pun gugus tugas, sesuai kebutuhan riil dari masyarakat maupun organisasi profesi sendiri.

Sebagai contoh, Ikatan Psikologi Sosial (IPS) merupakan sub-organisasi adhokrasi auksiliari dari HIMPSI dalam mengabdikan dirinya menyelesaikan berbagai persoalan sosial kemasyarakatan yang membutuhkan pendekatan psikologis.

Struktur dan fungsi adhokrasi IPS tidak akan – dan memang tidak pada tempatnya – direbut oleh HIMPSI.

Sub-sub-organisasi adhokrasi bahkan seharusnya secara sengaja dianugerahi sejumlah otoritas oleh pemimpin birokrasi organisasi profesi tunggal agar menjadi kontrol atau audit bagi birokrasi itu.

Keuntungan organisasi profesi yang "jamak dalam tunggal" (adhokrasi dalam birokrasi) adalah sebagai berikut.

Pertama, organisasi profesi ini mampu mencapai banyak quick small wins, yaitu penyelesaian-penyelesaian masalah terbaik skala kecil yang lahir dari kelincahan dalam organisasi, yang bila terakumulasikan akan menjadi big win.

Kedua, organisasi profesi ini memperoleh dukungan dari banyak pihak karena setiap sub-organisasi adhokrasi dapat menggalang kekuatan dari modal sosial koalisinya masing-masing di tingkat akar rumput.

Ketiga, organisasi profesi ini lebih terukur dalam kinerjanya karena ukuran-ukuran tersebut lebih realistis dan tidak sepenuhnya diputuskan oleh seorang pemimpin birokrasi organisasi profesi melainkan disepakati bersama sub-sub organisasi adhokrasi.

Keempat, organisasi profesi ini panjang usia karena memiliki kombinasi dari kualitas kesiapan berubah sekaligus koordinatif dan minim friksi karena perubahan selalu terkomunikasikan dalam semangat kolaboratif, bukan kompetitif.

Dengan gambaran yang demikian, organisasi profesi menjadi self-sustaining profession community. Mustahil organisasi profesi mengalami suatu “penyakit” yang tak mampu dipulihkannya sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com