Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Pemerintah Terlalu Fokus Urai Kemacetan Arus Mudik di Jalan Tol

Kompas.com - 08/05/2022, 11:22 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno menganggap upaya manajemen lalu lintas arus mudik terlalu fokus pada jalan tol.

Padahal, berdasarkan prediksi hasil survei Badan Litbang Perhubungan pada Maret 2022, pilihan jalur mudik via Tol Trans Jawa 24,1 persen saja.

"Sementara yang memilih jalur lintas Tengah Jawa 9,7 persen, jalur lintas pantai utara (pantura) Jawa 82, persen dan Trans Sumatera (non tol) 4,7 persen," ungkap Djoko dalam keterangan tertulis, Minggu (8/5/2022).

Fokus berlebih pemerintah kepada jalan tol terbukti dari upaya manajemen lalu lintas melalui rekayasa-rekayasa.

Baca juga: Bujuk Rayu Pemerintah Supaya Pemudik Hindari Puncak Arus Balik Lebaran

Djoko menilai, rekayasa lalu lintas di jalan tol relatif lebih mudah dilakukan ketimbang di jalur arteri.

Tak heran, upaya manajemen lalu lintas di tol ini bisa lebih maksimal dilakukan.

"Upaya manajemen prioritas dengan rekayasa lalu lintas yang dilakukan di jalan Tol Trans Jawa berupa ganjil genap, arus searah (one way) dan arus berlawanan arah (contra flow) sudah maksimal," ujar Djoko.

Mengenai kemacetan yang masih terjadi di ruas tol, menurutnya, hal itu tak terelakkan.

Djoko mengatakan, yang terpenting, kemacetan tersebut tidak membuat kendaraan berhenti total, melainkan masih bisa melaju walau pelan.

Sementara itu, lain cerita dengan jalur arteri.

"Rekayasa lalu lintas di jalan arteri secara penuh, seperti pantura sulit untuk dilakukan. Jadi wajar durasi lama perjalanan saat mudik sulit dikendalikan," kata Djoko.

Baca juga: Puncak Arus Balik, 150.473 Pesawat Diperkirakan Berangkat dan Tiba di Bandara Soekarno-Hatta Hari Ini

Menghadapi arus balik, Djoko menegaskan agar para pemangku kepentingan memastikan tata kelola atau manajemen prioritas, waktu, serta informasi terkini kepada para pengendara.

"Volume kendaraan arus mudik dan balik tidak jauh berbeda, namun durasi arus balik lebih lama ketimbang arus mudik," kata Djoko.

"Arus balik lebih melandai, ditambah lagi ada tradisi lebaran ketupat di pantai utara Jawa dan peregangan masuk kerja dan sekolah," tambahnya.

Jasa Marga mencatat sedikitnya 60 persen atau 1,2 juta kendaraan belum kembali ke Jabotabek setelah mudik Idul Fitri 2022.

Data tersebut berdasarkan rekapitulasi selama 4 hari setelah Idul Fitri, yakni 3-6 Mei 2022. Angka tersebut merupakan angka realisasi kendaraan yang kembali ke Jabotabek via jalan tol, yang dibandingkan dengan kendaraan meninggalkan Jabotabek periode H-10 sampai dengan H1.

“Kami mencatat total 2 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek pada H-10 sampai dengan H1 (hari Idul Fitri), atau pada 22 April-2 Mei 2022. Hingga kemarin, kami mencatat baru sekitar 815.000 kendaraan yang kembali ke Jabotabek,” ujar Corporate Communication and Community Development Group Head PT Jasa Marga, Dwimawan Heru, dalam keterangan resmi, Sabtu (7/5/2022) malam.

Jasa Marga memprediksi bahwa hari ini, Minggu (8/5/2022), merupakan puncak arus balik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com