JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai, safari silaturahmi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Idul Fitri 1443 H tahun ini kental dengan nuansa politik.
"Silaturahmi Lebaran Prabowo tampak mengandung nuansa politik dan motif kepentingan yang sangat kental," kata Umam kepada Kompas.com, Jumat (6/5/2022).
Menurut Umam, pihak-pihak yang dikunjungi oleh Prabowo adalah simpul-simpul kekuatan politik besar, baik di level elite partai politik maupun tokoh yang berpengaruh secara sosial dan agama di akar rumput.
Baca juga: Kunjungi Ponpes di Rembang, Prabowo Sempatkan Berdoa di Kamar Mbah Moen
Adapun pada hari pertama Lebaran, Senin (2/5/2022), Prabowo bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Umam mengatakan, Jokowi dan Megawati merupakan simpul kekuatan besar dari sisi kekuasaan dan partai politik penguasa.
"Simpul ini sangat bermanfaat dan menentukan untuk ia gunakan sebagai instrumen politik guna mematangkan basis koalisi PDI-P-Gerindra, sebagai jangkar pengusung Prabowo-Puan," kata Umam.
Baca juga: Saat Prabowo Bercerita Pernah Jadi Tukang Pijat Gus Dur...
Selain itu, Prabowo juga dinilai ingin mendekati tokoh yang punya pengaruh sosial-agama, khususnya yang memiliki akar nahdliyin yang kuat.
Menurut Umam, hal itu berkaca dari silaturahmi Prabowo dengan kiai-kiai besar, termasuk mendatangi makam Presiden keempat Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
"Langkah ini bagian dari strategi politik Prabowo untuk cuci tangan dari catatan politik Pilpres 2014, Pilkada DKI Jakarta 2017, dan Pilpres 2019, di mana timnya dinilai cukup intens menggunakan strategi eksploitasi politik identitas," ujar Umam.
Ia menjelaskan, strategi tersebut menyebabkan terkonsolidasinya kekuatan Islam konservatif di satu sisi dan menguatnya resistensi politik di kalangan nahdliyin di sisi lain.
"Kini, setelah Prabowo menjadi menterinya Jokowi, seiring dengan menguatnya kekecewaan kelompok Islam terhadap pilihan politiknya, Prabowo ingin memperbaiki hubungan dengan kekuatan nahdliyin," kata Umam.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.