Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Safari Silaturahmi Prabowo Saat Lebaran Dinilai Kental Nuansa Politik

Kompas.com - 06/05/2022, 15:40 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai, safari silaturahmi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Idul Fitri 1443 H tahun ini kental dengan nuansa politik.

"Silaturahmi Lebaran Prabowo tampak mengandung nuansa politik dan motif kepentingan yang sangat kental," kata Umam kepada Kompas.com, Jumat (6/5/2022).

Menurut Umam, pihak-pihak yang dikunjungi oleh Prabowo adalah simpul-simpul kekuatan politik besar, baik di level elite partai politik maupun tokoh yang berpengaruh secara sosial dan agama di akar rumput.

Baca juga: Kunjungi Ponpes di Rembang, Prabowo Sempatkan Berdoa di Kamar Mbah Moen

Adapun pada hari pertama Lebaran, Senin (2/5/2022), Prabowo bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Umam mengatakan, Jokowi dan Megawati merupakan simpul kekuatan besar dari sisi kekuasaan dan partai politik penguasa.

"Simpul ini sangat bermanfaat dan menentukan untuk ia gunakan sebagai instrumen politik guna mematangkan basis koalisi PDI-P-Gerindra, sebagai jangkar pengusung Prabowo-Puan," kata Umam.

Baca juga: Saat Prabowo Bercerita Pernah Jadi Tukang Pijat Gus Dur...

Selain itu, Prabowo juga dinilai ingin mendekati tokoh yang punya pengaruh sosial-agama, khususnya yang memiliki akar nahdliyin yang kuat.

Menurut Umam, hal itu berkaca dari silaturahmi Prabowo dengan kiai-kiai besar, termasuk mendatangi makam Presiden keempat Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

"Langkah ini bagian dari strategi politik Prabowo untuk cuci tangan dari catatan politik Pilpres 2014, Pilkada DKI Jakarta 2017, dan Pilpres 2019, di mana timnya dinilai cukup intens menggunakan strategi eksploitasi politik identitas," ujar Umam.

Baca juga: Nilai Hubungan Jokowi-Prabowo Kian Mesra, Jokpro: Kalau Dilanjutkan pada Pilpres 2024, Indonesia Akan Aman

Ia menjelaskan, strategi tersebut menyebabkan terkonsolidasinya kekuatan Islam konservatif di satu sisi dan menguatnya resistensi politik di kalangan nahdliyin di sisi lain.

"Kini, setelah Prabowo menjadi menterinya Jokowi, seiring dengan menguatnya kekecewaan kelompok Islam terhadap pilihan politiknya, Prabowo ingin memperbaiki hubungan dengan kekuatan nahdliyin," kata Umam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com