-Diare Mendadak
-Buang air kecil berwarna tua
-Buang air besar berwarna pucat
-Kejang
-Penurunan kesadaran.
"Apabila anak mengalami gejala-gejala tersebut untuk segera membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat," tegas Nadia.
Upaya pencegahan
Menurut Nadia, ada sejumlah upaya pencegahan Hepatitis Akut yang bisa dilakukan.
Di antaranya rajin mencuci tangan serta memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih.
Baca juga: Adenovirus Diduga Jadi Penyebab Hepatitis Misterius pada Anak-anak di Sejumlah Negara
Nadia juga mengimbau agar tidak bergantian alat makan, serta menghindari kontak dengan orang sakit.
"Juga tetap perlu melaksanakan protokol kesehatan di manapun berada," tambahnya.
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) Piprim Basarah Yanuarso meminta seluruh dokter anak dan residen dokter anak juga turut mengawasi apabila terjadi gejala Hepatitis Akut muncul pada pasiennya.
Selain itu, IDAI meminta masyarakat tetap tenang dan berhati-hati menyikapi perkembangan penularan Hepatitis Akut.
"Agar masyarakat tetap tenang dan berhati-hati. Masyarakat agar mencegah infeksi dengan mencuci tangan, minum air bersih yang matang, makan makanan yang bersih dan matang penuh," ujar Piprim dilansir dari siaran pers bersama IDAI dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada Selasa (3/5/2022).
"Kemudian membuang tinja dan atau popok sekali pakai pada tempatnya, menggunakan alat makan sendiri-sendiri, memakai masker dan menjaga jarak," lanjutnya.
Baca juga: 6 Fakta Hepatitis Misterius Akut pada Anak yang Perlu Diketahui
Selain itu, Piprim menyarankan segera memeriksakan kondisi anak ke fasilitas kesehatan terdekat jika mereka menemukan gejala-gejala seperti kuning, mual/muntah, diare, nyeri perut, penurunan kesadaran/kejang, lesu dan demam tinggi.
Menurutnya, baik IDI dan IDAI mendukung penuh upaya pemerintah dan akan segera berkoordinasi dengan para ahli kedokteran terkait untuk penyelidikan menyeluruh atas kasus-kasus yang dicurigai sebagai Hepatitis akut yang belum diketahui etiologinya ini.
"IDI dan IDAI juga meminta bantuan dan dukungan dari setiap tenaga medis dan tenaga kesehatan untuk aktif mengedukasi masyarakat setempat untuk segera mengunjungi fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) terdekat apabila ada anak atau anggota keluarga yang mengalami gejala," ungkap Piprim.
"Serta berkoordinasi dengan dokter spesialis anak terkait untuk menindaklanjuti dan mengawasi dengan ketat penyakit ini, serta melaporkan keada Dinas Kesehatan setempat," tambah Piprim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.