Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepuasan Publik pada Jokowi Anjlok, Stafsus Mensesneg Sebut Pemerintah Akan Kerja Lebih Keras

Kompas.com - 27/04/2022, 19:39 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Faldo Maldini mengeklaim, ke depan pemerintah bakal bekerja dengan lebih keras.

Pernyataan ini menanggapi hasil survei sejumlah lembaga yang memperlihatkan bahwa angka kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo menurun drastis.

"Di waktu-waktu ke depan, kami akan berupaya menjawab ekspektasi publik yang ditunjukkan di dalam survei ini dengan bekerja jauh lebih keras," kata Faldo melalui keterangannya kepada Kompas.com, Rabu (27/4/2022).

Baca juga: Survei Indikator: Kepuasan terhadap Kinerja Jokowi Turun Drastis Jadi 59,9 Persen

Faldo mengatakan, penurunan atau kenaikan kepuasan publik terhadap kinerja presiden merupakan proses alamiah di negara demokrasi.

Artinya, setiap pihak, baik media maupun organisasi masyarakat, memiliki kebebasan untuk menyampaikan pandangan masing-masing terhadap presiden.

"Termasuk pandangan kritis terhadap kinerja pemerintah," ujarnya.

Kendati menurun, pemerintah mengaku bersyukur dan berterima kasih kepada setiap pihak yang masih percaya bahwa pemerintahan Jokowi sedang berjalan ke arah yang tepat.

Memasuki periode kedua, kata Faldo, presiden masih memegang penuh kendali pemerintahan. Jajaran pembantu presiden pun optimistis dapat bekerja dengan baik dan mencapai target.

"Di dalam tubuh pemerintahan, kepercayaan diri dari setiap pejabat negara sangat tinggi untuk mencapai berbagai target yang hendak diselesaikan," kata Faldo.

Baca juga: Survei Charta Politika Ungkap Tingkat Kepercayaan terhadap Presiden di Bawah TNI

Sebelumnya diberitakan, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi menurut sejumlah lembaga survei menurun drastis. Angkanya berada di kisaran 60-65 persen.

Survei Indikator Politik Indonesia terbaru yang dirilis Selasa (26/4/2022) misalnya, memperlihatkan bahwa 59,9 responden menyatakan puas terhadap kinerja Jokowi. Rinciannya, 10,2 persen responden sangat puas dan 49,7 persen cukup puas.

Sementara, responden yang merasa kurang puas jumlahnya juga cukup besar, yakni 30,5 persen. Lalu, yang tidak puas sama sekali sebanyak 8,1 persen.

Pada survei Indikator yang dirilis November 2021, kepuasan masyarakat terhadap presiden mencapai 72 persen. Lalu, Desember 2021 turun di angka 71,4 persen.

Kemudian, Januari 2022, angka kepuasan responden terhadap presiden naik menjadi 75,3 persen. Sementara, pada Februari 2021 angkanya turun lagi menjadi 71 persen.

Survei yang dirilis Charta Politika pada Senin (25/4/2022) juga menujukkan kecenderungan serupa. Angka kepuasan masyarakat pada pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin turun menjadi 62,9 persen dengan rincian 55,1 persen cukup puas dan 7,7 persen sangat puas.

Baca juga: Survei Indikator: Kepuasan Publik pada Jokowi 60 Persen, Maruf Hanya 45 Persen

Sementara, yang mengaku tidak puas sebesar 35,7 persen dengan rincian 31,4 persen responden kurang puas dan 4,3 responden tidak puas sama sekali.

Pada survei Charta Politika yang dirilis November 2021, kepuasan publik berada di angka 70,1 persen. Angka itu naik menjadi 71,7 persen pada Januari 2022, lalu turun jadi 65,3 persen pada Februari 2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com