JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli epidemiologi dari Indonesia untuk Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, transisi dari pandemi Covid-19 menuju endemi bukan berarti pelonggaran protokol kesehatan (prokes).
Dicky mengatakan, transisi itu harus dimaknai sebagai upaya memunculkan kebiasaan baru menuju situasi endemi.
“Misalnya membudayakan hidup sehat, memakai masker, ketika sakit ya diam di rumah, sadar diri ketika berisiko tidak memaksakan mudik,” kata dia kepada Kompas.com, Selasa (26/4/2022).
Baca juga: Jokowi Sebut Masa Transisi Menuju Endemi di Indonesia Berlangsung 6 Bulan
Tak berhenti pada budaya baru, menurut Dicky, transisi juga harus diikuti dengan pembaruan regulasi dan pengadaan sejumlah fasilitas pendukung.
“Sebagai perbandingan di negara maju misalnya, berbagai sekolah diperbaiki dengan ketentuan harus memasang AC hepa filter, ultra violet, atau pengukur CO2,” kata dia.
Menurut Dicky, langkah itu penting dilakukan karena virus corona menyebar melalui udara.
“Jadi menjaga agar kualitas udara di ruangan indoor tetap bersih itu penting sekali,” kata dia.
Namun demikian, Dicky menilai, transisi ini akan dinamis karena situasi pandemi Covid-19 tak hanya dipengaruhi kondisi dalam negeri, tetapi juga warga dari luar negeri.
“Jadi kalau dikatakan masa transisi akan berlangsung enam bulan ya bisa saja, tetapi sekali lagi ini akan dinamis,” kata Dicky.
Baca juga: Transisi Menuju Endemi, Jokowi Ungkap Kemungkinan Masyarakat Boleh Buka Masker
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut, masa transisi dari pandemi menuju endemi akan berlangsung selama enam bulan.
Setelah proses transisi berlangsung, ia baru akan menetapkan kebijakan baru untuk terkait Covid-19.
“Baru nanti (jika kondisi memungkinkan) silahkan kalau di luar ruangan buka masker. Kalau di dalam tetap masih pakai masker,” kata Jokowi usai meninjau Sirkuit Formula E di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Senin (25/4/2022).
Jokowi pun menegaskan tak ingin buru-buru mengambil kebijakan untuk mencopot masker seperti beberapa negara lain.
“Ada tahapan-tahapan yang kita tidak perlu tergesa-gesa. Karena apapun kita punya pengalaman, saat Delta seperti apa, saat Omicron seperti apa, sehingga kehati-hatian, kewaspadaan tetap harus,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.