JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) Damar Juniarto mengatakan, situasi politik di Tanah Air merupakan salah satu faktor yang mendukung banyaknya serangan siber.
Hal itu diketahui dari pencatatan SAFEnet terkait jumlah insiden serangan siber di Indonesia tahun 2020-2021 yang menunjukkan bahwa puncak serangan siber terjadi bersamaan dengan momentum politik.
"Jadi ada satu pandangan yang beredar di kami, para peneliti bisa melihat data tersebut memperlihatkan bahwa situasi motif politik ikut mendukung banyaknya serangan siber yang terjadi," papar Damar dalam diskusi virtual, Selasa (26/4/2022).
Baca juga: Safenet: Sahkan RUU Perlindungan Data Pribadi, Ikuti Standar Proteksi di Uni Eropa
Damar mengatakan, serangan siber kerap terjadi saat situasi politik terkait dinamika kebijakan yang dilakukan pemerintah ramai diperbincangkan publik, misalnya, kebijakan pemerintah mengatasi Covid-19 dengan mengeluarkan Undang-Undang Omnibuslaw atau ramainya isu rasisme di Indonesia.
"Di tahun 2020 kita punya catatan misalnya banyak aksi mahasiswa yang turun ke jalan dan ternyata mereka melakukan aksi mengaku mendapatkan serangan digital dan itu kan kurang lebih senada dengan yang kami lihat selama dua tahun terakhir," ucap Damar.
Lebih lanjut, Damar menjelaskan bahwa serangan siber merupakan serangan yang khas karena menargetkan korbannya dengan prasarana teknologi digital.
Baca juga: Usulan RUU Keamanan Siber, BSSN sampai BIN Harus Dilibatkan
Ia menyebutkan, pelaku melakukan serangan siber bisa saja berbeda-beda seiring dengan kemajuan teknologi. Namun, niat jahat dari pelaku dan dampak serangannya relatif sama.
"Kita bisa lihat, yang selalu sama niatnya, bagaimana motif sebuah serangan itu terjadi niatnya tidak jauh-jauh dari tiga hal, pertama apakah itu sifatnya pribadi atau dendam, apakah itu sifatnya ekonomi atau penguasaan uang dengan penipuan atau yang terakhir dengan sifat politik atau yang terkait dengan kuasa," ucap Damar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.