Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Gus Yahya Tak Bisa Makan meski Punya Uang, Akhirnya “Kabur” ke Istana Gus Dur

Kompas.com - 26/04/2022, 09:44 WIB
Vitorio Mantalean,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

Lantaran baru pertama kali berlebaran di Jakarta, ia belum tahu apa yang akan terjadi di Ibu Kota ketika Idul Fitri menjelang.

Sopir Yahya saat itu juga berstatus pendatang. Segalanya serba baru untuk mereka.

Keduanya menjalani hari-hari dengan tenang-tenang saja, seolah tak akan ada masalah yang menimpa, besar maupun kecil.

Baca juga: Cerita Sulastri Tertinggal Bus Mudik Gratis Polda Metro Jaya: Saya Kira Ngaret...

“Saya santai saja. Enggak ada istri yang masak, ya kita jajan untuk makan,” kata Yahya.

Langit perlahan temaram, menandakan bahwa waktu berbuka puasa untuk kali terakhir di milenium baru akan segera tiba.

Yahya dan sopirnya bersiap berburu menu berbuka puasa, seperti hari-hari sebelumnya setelah istri dan anaknya pulang kampung.

Bersama sopirnya, Yahya berkeliling. Tapi, kali ini, upaya itu berlangsung agak lebih lama daripada sore-sore yang sudah-sudah.

“Enggak ada warung buka sama sekali!” ungkap Yahya dengan mimik muka serius ketika disambangi ke kantornya.

Hanya satu cara yang bisa ia lakukan sore itu, yaitu berkeliling lebih lama lagi. Hasilnya setali tiga uang.

“Enggak ada warung yang buka, sama sekali,” kata Yahya lagi, “enggak ada apa, gitu, kek.”

Yahya mengaku, sore itu dirinya betul-betul dilanda gundah. Hari sudah gelap dan adzan maghrib sudah berlalu cukup lama, namun kini justru gantian perutnya yang bertalu-talu kelaparan.

“Enggak bisa makan saya sampai malam. Minta ampun,” tutur Yahya.

Walakin, gara-gara di rumahnya pun tidak ada apa pun untuk dimasak, maka jurus pamungkas terpaksa dipakai, yaitu lari ke dapur darurat.

“Pertolongan daruratnya di Istana. Kebetulan kan presidennya yang punya Istana,” kata Yahya sambil tertawa.

Gus Dur memang sosok yang dikenal suka makan lezat. “Hobi”-nya itu pernah terganggu karena dokter memintanya menjaga asupan akibat penyakit yang dideritanya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Nasional
Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Nasional
Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Nasional
Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com