Selain latar belakangnya yang praktisi, jenjang akademisnya juga moncer dan alumni UI pula sehingga saya tetap menganggapnya kapabel.
Masih dari sahabat saya yang menjabat direktur jenderal. Tanggungjawabnya begitu besar dan medan tugasnya cukup berat karena yang dihadapinya adalah mafia.
Sahabat saya ini tahan uji sehinga profil kesehariannya masih sama dengan saat berkuliah dulu.
Saya begitu salut, di balik kesuksesannya dia tidak melupakan kampung halamannya. Didirikan rumah baca untuk mendorong kawula muda di kampungnya agar bisa mengetahui jendela pengetahuan.
Tidak hanya di tempat asalnya, di sekitar kediamannya sahabat saya ini juga membuka taman bacaan di saat anak muda tengah “getol-getolnya” ketagihan gawai.
Sementara untuk direktur jenderal yang tersangkut kasus minyak goreng, saya hanya bisa membathin begitu disia-siakannya tiga jabatan “lumayan” yang disandangnya.
Selain sebagai direktur jenderal, tersangka atas dugaan penyelewengan fasilitas ekspor minyak sawit mentah itu juga menjabat Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) serta Komisaris PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III.
Dari kasus ini menunjukkan betapa orang yang memiliki kemampuan seperti direktur jenderal ini “sepertinya” di republik ini begitu langka sehingga harus ada perangkapan jabatan.
Rangkap jabatan ini baru terungkap ke publik usai kasus ini terkuak. Seolah nalar sehat kita begitu dipermainkan dengan pemberian jabatan yang “ugal-ugalan” di republik ini.
Yang lebih mencengangkan lagi, begitu “rendahnya” total kekayaan yang dimiliki oleh direktur jenderal yang merangkap dua jabatan lain tersebut.
Dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 2020, sang direktur jenderal ini “hanya” memiliki total kekayaan sebesar Rp 4,4 miliar.
Kendaraan yang dimilikinya pun, cuma dua unit. Satu mobil seharga Rp 435 juta dan motor senilai Rp 10,5 juta.
Besaran hutangnya pun di 2020 mencapai Rp 248 juta. Sungguh “miris” untuk selevel pejabat dengan kedudukan sebagai direktur jenderal yang merangkap jabatan lain (Kompas.com, 20/04/2022).
Mungkin pak direktur jenderal ini harus berguru dengan kegigihan Kepala Sekolah SMKN 5 Kota Tangerang, Banten Nurhali yang memiliki total kekayaan senilai Rp 1,6 triliun.
Walau Nurhali bukan seorang direktur jenderal yang juga merangkap komisaris sebuah BUMN, pegawai negeri sipil ini memiliki dua kendaraan roda empat dan satu kendaraan roda dua.
Secara jujur dan terbuka, Nurhali menyebut sebagian besar kekayaannya berupa tanah warisan yang tersebar di kota dan kabupaten Tangerang serta Jakarta Utara.
Nurhali tidak pernah menutupi kekayaannya dan mencantumkan semua yang dia miliki tanpa ada yang disembunyikan. Apalagi “ditilep”.
“Kesedihan hanya tontonan, bagi mereka yang diperkuda jabatan” – Iwan Fals
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.