Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Dedikasi Marie Thomas dalam Riset Kebidanan Indonesia

Kompas.com - 22/04/2022, 12:03 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sosok Marie Thomas kembali mendapat perhatian setelah Google menjadikannya ilustrasi Google Doodle pada 17 Februari 2021 silam. Saat itu merupakan peringatan 125 tahun hari kelahiran Marie.

Dalam dunia kedokteran Indonesia, Marie merupakan ahli kebidanan dan dokter yang murah hati. Namun, selama ini namanya tidak banyak diketahui.

Marie lahir pada 17 Februari 1896 di Likupang, Hindia Belanda (kini Minahasa, Sulawesi Utara). Sosoknya dikenal dalam sejarah sebagai dokter perempuan pertama di Indonesia.

Ayah Marie bernama Adriaan Thomas yang merupakan seorang tentara. Sedangkan sang ibu bernama Nicolina Maramis. Sejak kecil Marie dan seorang saudara kandung lelakinya memeluk Kristen Protestan.

Baca juga: Makna Hari Kartini Bagi Para Selebritas Perempuan Tanah Air

Karena pekerjaan sang ayah membuat Marie dan saudaranya kerap berpindah sekolah dan tempat tinggal. Namun, dia menyelesaikan pendidikan dengan baik dan merantau ke Batavia (kini DKI Jakarta) untuk sekolah menjadi dokter di School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) atau Sekolah Kedokteran Hindia.

STOVIA pada masa itu menjadi lembaga pendidikan yang terpandang. Sebab yang bisa masuk dan menempuh pendidikan di sekolah itu hanya mahasiswa yang berasal dari keluarga aparatur pemerintahan atau bangsawan.

Lembaga pendidikan itu juga menjadi pionir di bidang penelitian kedokteran di Indonesia.

Pada awal 1900-an, tidak pernah ada perempuan yang belajar di STOVIA. Namun, pada 1912, Marie membuat kejutan dengan menjadi perempuan pertama yang masuk dan belajar di sekolah itu. Dia merupakan satu-satunya mahasiswi di antara 180 mahasiswa.

Dua tahun kemudian Marie baru mempunyai teman perempuan yang sama-sama belajar di STOVIA, yakni Anna Warouw, yang sama-sama berasal dari Minahasa. Mereka kemudian dijuluki "Si Kembar" di sekolah itu.

Baca juga: Peringatan Hari Kartini dan Ironinya Perempuan Harus Terpukul Akibat Naiknya Harga Bapok

Aletta Jacob yang merupakan seorang dokter perempuan pertama di Belanda turut andil dalam keberhasilan Marie masuk ke STOVIA. Saat itu Aletta sedang melakukan tur keliling dunia dan singgah di Batavia pada 18 April 1912.

Ketika berada di Batavia, Aletta mendesak Gubernur Jenderal Hindia Belanda A.W.F. Idenburg supaya mengizinkan perempuan bumiputra mendaftar dan memperoleh pendidikan kedokteran di STOVIA. Sebab di Hindia-Belanda banyak pasien perempuan yang membutuhkan penanganan dari dokter wanita.

Desakan tersebut akhirnya membuahkan hasil. Idenburg mengabulkan usulan itu dan akhirnya Marie Thomas masuk ke STOVIA setelah mendapat dukungan beasiswa dari Studiefonds voor Opleiding van Vrouwelijke Inlandsche Artsen (SOVIA).

SOVIA merupakan perkumpulan yang didirikan untuk menggalang dana beasiswa buat pendidikan dokter perempuan di Hindia-Belanda.

Marie Thomas membutuhkan waktu satu dasawarsa belajar di STOVIA hingga lulus pada 1922. Dia merupakan perempuan pertama yang mendapat gelar Indische Arts (dokter Hindia).

Baca juga: Kartini Masa Kini: Urgensi Kepemimpinan Perempuan

Setelah lulus, Marie bekerja di Centraal Burger Ziekenhuis di Weltevreden (sekarang Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com