Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cut Nyak Dien dalam Kisah soal Amarah, Sumpah, dan Perang di Bumi Aceh

Kompas.com - 22/04/2022, 06:15 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

Siasat ini bahkan sempat membuat rakyat Aceh marah dan menganggap Teuku Umar pengkhianat.

Baca juga: Meneruskan Semangat Kartini…

Setelah merasa persenjataan yang didapatkan cukup, Teuku Umar dan Cut Nyak Dien memimpin rakyat Aceh melawan Belanda.

Serangan itu menyebabkan pasukan penjajah mengalami kondisi yang sangat sulit dan kacau. Bahkan, salah satu petinggi Belanda, Jenderal Jakobus Ludovicus Hubertus Pel terbunuh oleh gerilyawan Aceh.

Nahas, dalam perang di Meulaboh, 11 Februari 1899, Teuku Umar gugur. Cut Nyak Dien pun menggantikan suaminya untuk memimpin perlawanan.

Sepeninggal sang suami, Cut Nyak Dien masih terus melanjutkan perjuangan. Ia bergerilya dari satu wilayah ke wilayah lainnya.

Namun, saat itu ia dan rakyat Aceh mulai kehabisan makanan, uang, dan pasokan senjata. Kondisi kesehatan Cut Nyak Dien juga kian menurun, matanya mulai rabun dan tubuhnya encok.

Baca juga: Upaya Pemerintah Meningkatkan Pemberdayaan Perempuan

Dalam situasi sulit itu, anak buah Cut Nyak Dien bernama Pang Laot malah berkhianat. Dia melaporkan tempat persembunyian Cut Nyak Dien dan pasukannya ke pihak Belanda.

Dengan mudah, Belanda menyerang markas Cut Nyak Dien di Beutong Le Sague.

Meski sempat melakukan perlawanan, Cut Nyak Dien dan pasukannya yang kurang siap akhirnya gagal. Cut Nyak Dien pun tertangkap.

Dari situ, ia dibawa ke Kutaradja, Banda Aceh. Beruntung, Cut Nyak Dien sempat mendapat perawatan atas penyakit rabun dan encoknya.

Diasingkan

Anak buah Cut Nyak Dien, Pang Laot, meminta Belanda agar memperlakukan Cut Nyak Dien dengan baik. Namun, Gubernur Belanda di Kutaradja kala itu, Van Daalen, tidak senang.

Akhirnya, tahun 1907, Cut Nyak Dien diasingkan ke Pulau Jawa, tepatnya di Sumedang, Jawa Barat. Ia diasingkan bersama tahanan politik Aceh lainnya.

Pengasingan dilakukan karena Belanda takut kehadiran Cut Nyak Dien menciptakan semangat perlawanan rakyat Aceh. Apalagi, masih banyak pejuang-pejuang Aceh yang belum tunduk pada Belanda.

Baca juga: Apa Itu RUU TPKS?

Setahun setelahnya yakni 6 November 1908, Cut Nyak Dien meninggal dunia di usia 60 tahun.

Dia dimakamkan di daerah pengasingan. Makam Cut Nyak Dien baru ditemukan di tahun 1959 atas permintaan Gubernur Aceh saat itu, Ali Hasan.

Semangat Cut Nyak Dien dalam memimpin rakyat Aceh melawan penjajah membuatnya dikenang sebagai pahlawan perang perempuan yang tak kenal menyerah.

Pada 2 Mei 1964, Presiden Soekarno melalui surat Keputusan Presiden Nomor 106 Tahun 1964 menetapkan Cut Nyak Dien sebagai pahlawan nasional. Selain itu, rumah Cut Nyak Dien di Aceh juga dibangun kembali oleh pemerintah daerah setempat.

Hingga kini, nama Cut Nyak Dien masih harum dikenang. Kisah perjuangannya patut diteladani sebagai semangat emansipasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama di Pilkada DKI, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama di Pilkada DKI, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasional
KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

Nasional
Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Nasional
Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com