Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Mencoba Memaknai “Pulang” yang Dirindu dan Ditunggu

Kompas.com - 22/04/2022, 03:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Frangky Selamat*

KATA “pulang” mungkin begitu sering diucapkan oleh sebagian orang menjelang akhir bulan April, di bulan Ramadhan, menyongsong Hari Raya Idul Fitri yang sudah di depan mata.

Ada yang menahan air mata yang menggenang di pelupuk agar tak jatuh menetes ketika mengingat pandemi yang telah meluluhlantakan kehidupan, saat tak bisa bersama lagi, bersilahturahmi dengan handai taulan, di kampung halaman, di hari raya yang Fitri.

Pemerintah telah memberikan restu kepada masyarakat untuk mudik tahun ini yang puncaknya diperkirakan terjadi pada 28-30 April 2022.

Kementerian Perhubungan dan Kepolisian Republik Indonesia telah mengantisipasi kepadatan lalu lintas dengan rencana kebijakan ganjil genap, satu arah, contra flow, buka tutup rest area di sejumlah ruas tol Trans Jawa pada puncak arus mudik.

Diperkirakan terjadi kepadatan yang melibatkan 80-85 juta orang pemudik dengan 23 juta mobil pribadi dan 17 juta sepeda motor.

Uang yang dibawa pulang para pemudik dari THR yang telah dibayarkan pemerintah dan perusahaan makin menyemarakkan mudik di kampung halaman.

Pemerintah meyakini jumlah uang lebih besar yang telah dibayarkan kepada para Aparatur Sipil Negara (ASN) akan menambah daya konsumsi, yang selanjutnya dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi di triwulan kedua 2022, meski sejumlah pengamat ekonomi meragukannya (Kompas, 19 April 2022).

Kontribusi yang tidak cuma dari ASN tetapi juga pegawai swasta diharapkan dapat memberikan daya ungkit yang cukup untuk menggairahkan ekonomi di kala mudik.

Mengapa pulang?

Fenomena pulang kampung juga terjadi di sejumlah negara seperti China ketika Tahun Baru Imlek tiba atau imigran di sejumlah negara Eropa.

Hal ini menarik para sosiolog untuk mengetahui lebih jauh dorongan di balik semangat untuk pulang ke tanah asal atau kampung halaman.

Penelitian dengan mewawancarai para imigran di Brussels, Belgia, memperlihatkan lima temuan yang menarik untuk dicermati (Gaviria, 2012).

Pertama, dengan pulang ke kampung halaman dirasa dapat manyalurkan kekuatan penyembuhan (healing), menginspirasi, serta memberi perlindungan secara fisik, sembari merayakan dan menyantap hidangan tradisional bersama teman dan keluarga.

Healing dan inspirasi menjadi kekuatan utama, penyemangat kembali ke kehidupan nyata tatkala rutinitas kehidupan kota merasuk ke setiap individu yang terlibat.

Kedua, para pemudik di tanah rantau kuatir jika tidak diakui lagi sebagai penduduk lokal di tempat asal dan “dipaksa” membangun kehidupan dari nol lagi di kampung halaman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com