JAKARTA, KOMPAS.com - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo menilai, dengan kadar antibodi Covid-19 masyarakat Indonesia sebesar 99,2 persen risiko lonjakan kasus positif saat mudik lebaran bisa diredam.
“Antibodi Covid-19 sudah 99 persen adalah hasil studi ilmiah terhadap 21 kabupaten/kota asal mudik di Jawa-Bali. Kalkulasi secara ilmiah, risiko lonjakan kasus akibat mudik bisa teredam dengan tingginya antibodi masyarakat daerah asal mudik,” ujar Abraham dilansir dari siaran pers KSP, Rabu (20/4/2022).
Meski demikian, Abraham mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai gejala-gejala Covid-19 dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Terlebih, jika di daerah tujuan mudik masih ada lansia yang belum divaksin.
“Masyarakat jangan jumawa, jangan lupa masker. Kalo demam, batuk, pilek dan sakit tenggorokan tetap harus waspada," tuturnya.
Baca juga: 99 Persen Penduduk di Pulau Jawa Disebut Punya Antibodi Covid-19
"Memiliki antibodi bukan jaminan tidak bisa menulari ke orang lain. Apalagi jika di lingkungan sekitar pemudik ada lansia yang belum divaksin,” tegasnya.
Sebagaimana diketahui, hasil sero survei Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan, antibodi Covid-19 masyarakat Indonesia sudah mencapai 99,2 persen.
Hasil itu terdiri dari ntibodi yang berasal dari vaksinasi maupun infeksi.
Sero survei yang dilakukan pada Maret 2022 ini juga menunjukkan, titer antibodi sudah ribuan, yakni 7.000-8.000.
“Ini menunjukkan bukan hanya banyak masyarakat yang memiliki antibodi, tapi kadar antibodinya juga tinggi,” ungkap Menteri Kesehatan Budi Gunadi, saat konferensi pers pada Senin (18/4/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.