JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) lahir dari gagasan para anak muda.
PSI bercita-cita menjadi partai yang antikorupsi dan antiintoleransi, yang tidak tersandera oleh kepentingan politik lama, klientalisme, rekam jejak yang buruk, beban sejarah, dan citra buruk terhadap partai politik terdahulu.
Usianya masih terbilang belia. PSI mendeklarasikan diri tak lama setelah gelaran Pemilu 2014, tepatnya 16 November 2014.
Tujuh tahun meramaikan panggung politik Indonesia, estafet kepemimpinan PSI telah bergulir.
Pada awal terbentuk, PSI dipimpin oleh Grace Natalie. Namun, beberapa tahun terakhir, kepemimpinan berada di bawah Giring Ganesha.
Baca juga: Profil Partai Solidaritas Indonesia: Mimpi Anak Muda dan Gagasan Antikorupsi
Berikut profil ketua umum PSI dari masa ke masa:
Sebelum terjun ke politik, Grace Natalie Louisa atau Grace Natalie dikenal sebagai jurnalis televisi. Sejumlah stasiun televisi swasta pernah dijajakinya.
Grace mengawali karier sebagai reporter di salah satu program SCTV. Dari situ, ia banyak meliput peristiwa-peristiwa politik, ekonomi, sosial, hingga kriminal.
Karier Grace di bidang jurnalistik terus menanjak hingga menjadi pembawa berita. Setelahnya, ia sempat berpindah ke beberapa stasiun televisi seperti ANTV, lalu TVOne.
Baca juga: Daftar Kepengurusan Baru PSI: Giring Ketua Umum, Grace Natalie Dewan Pembina
Perempuan kelahiran Jakarta, 4 Juli 1982 itu menempuh pendidikan sarjana di jurusan akuntansi Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Kwik Kian Gie Jakarta.
Ketika berkarier di TVOne, Grace sempat menempuh kursus 3 bulan terhitung Januari hingga April 2009 di Maastricht School of Management, Belanda.
Pertengahan 2012, Grace meninggalkan TVOne beserta karier jurnalisnya. Ia bergabung dengan Saiful Mujani Research and Consultant (SMRC).
Ia bahkan duduk sebagai CEO di lembaga riset tersebut.
Dua tahun berselang, Grace bersama beberapa anak muda lainnya seperti Raja Juli Antoni dan Isyana Bagoes Oka menginisiasi lahirnya PSI.
Kendati demikian, gagasan untuk mendirikan parpol tidak muncul begitu saja. Beberapa inisiator telah saling mengenal dan mempunyai cara pandang yang sama tentang situasi politik terkini sehingga bermufakat melahirkan partai.