JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi kemacetan panjang tidak terjadi selama arus mudik lebaran tahun ini.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setyadi mengatakan, hal tersebut lantaran pemerintah dan jajaran kepolisian telah melakukan beberapa upaya rekayasa laluntas seperti pemberlakukan one way serta ganjil genap.
Meski demikian, pihaknya tak menampik kemungkinan terjadinya kepadatan di beberapa ruas jalan tol dan jalan nasional.
"Kalau saya bilang kemungkinan kemacetan cukup panjang mudah-mudahan tidak terjadi, kalau hambatan pasti ada hambatan. Karena memang sudah dilakukan beberapa skema dengan manajemen rekayasa yang sifatnya bersama sekaligus kita lakukan," ujar Budi ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (19/4/2022).
Baca juga: 23 Gerbang Tol Rawan Macet Saat Arus Mudik Lebaran, Ini Rinciannya
Seperti diketahui, Kemenhub telah mengatur operasional angkutan barang selama arus mudik dan arus balik Lebaran 2022.
Selain itu, di beberapa ruas jalan juga diterapkan one way dan ganjil-genap untuk menghindari kepadatan arus lalu lintas.
Menurut Budi, beberapa rekayasa yang diterapkan selama mudik Lebaran tersebut bisa mengurangi volume kendaraan yang melalui jalan tol sebanyak 30-40 persen.
"Itu kan juga mampu mereduksi yah mungkin 30-40 persen kendaraan yang lewat untuk tidak menggunakan jalan tol, tetapi juga dibagi ke jalan nasional," ujar Budi.
Baca juga: Mudik Diprediksi Macet Parah, Jokowi Sebut Rekayasa Lalu Lintas Sudah Disiapkan
Ia pun memproyeksi beberapa titik-titik rawan kemacetan pada arus mudik Lebaran 2022 mendatang.
Budi mengatakan, berdasarkan proyeksinya, beberapa ruas jalan yang berpotensi mengalami kepadatan pada arus mudik mulai 28 April 2022, seperti di kawasan jalan tol Jakarta-Cikampek.
Selain itu, untuk beberapa ruas jalan lain yang kemungkinan ramai dilewati oleh pemudik yakni jalan nasional Pejagan-Prupuk dan Bumiayu-Purwokerto.
"Kemudian dari arah Magelang ke arah Jogja juga demikian, lalu sekitar Salatiga, Boyolali, terutama arah Boyolali ke Kartasura itu juga cukup padat jalan nasionalnya," ucap Budi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.