Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herry Darwanto
Pemerhati Sosial

Pemerhati masalah sosial. Bekerja sebagai pegawai negeri sipil sejak 1986 hingga 2016.

Lebaran Tiba Saat Pandemi Covid-19 Belum Usai

Kompas.com - 17/04/2022, 12:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PANDEMI belum usai sama sekali, walaupun dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2020 dan 2021, keadaan sekarang ini jauh lebih ringan.

Banyak negara mulai mengendurkan protokol kesehatan, beberapa negara sudah menyatakan Covid-19 sebagai endemi (wabah lokal), bukan pandemi (wabah global).

Di Indonesia pun demikian. Mobilitas warga kembali seperti keadaan sebelum wabah berjangkit.

Ibadah bersama yang dibatasi selama dua tahun terakhir, mulai dapat dilakukan seperti sebelum pandemi.

Memakai masker tetap diwajibkan, namun kini sudah menjadi kebiasaan, bukan keterpaksaan.

Namun tidak demikian di Tiongkok. Pemerintah masih terus melakukan lockdown (penguncian wilayah) di beberapa kota metropolitan. Di antaranya adalah Xi’an, Shenzhen dan yang terbaru Shanghai.

Xi’an yang berada di bagian barat berpenduduk 13 juta jiwa. Shenzhen, di pantai timur, 17,5 juta jiwa, dan merupakan kota ketiga terbesar di Tiongkok.

Adapun Shanghai, juga di pantai timur, dengan penduduk 26 juta jiwa, adalah kota kedua terbesar setelah Beijing.

Masing-masing kota ditutup dari keluar masuknya kendaraan selama sedikitnya seminggu di masing-masing kota itu.

Sebelumnya, saat Covid-19 merebak untuk pertama kali pada awal 2020, pemerintah juga me-lockdown Wuhan dan beberapa kota lain.

Berbeda dengan kebanyakan negara lain, China sejak awal mengadopsi “Zero-Covid Strategy”, atau strategi “Sikat Habis Covid”.

Strategi ini dilaksanakan dengan cara penutupan wilayah secara ketat, pengetesan secara masif, dan perawatan secara intensif. Intinya setiap ada kasus langsung dikepung agar penjalarannya dapat dihentikan seketika.

Strategi Zero-Covid ini telah membuat China berhasil menekan kasus infeksi dan jumlah kematian.

Total kasus saat ini (16/4/2022) sebesar 124 orang per 1 juta penduduk (Worldometers.info), jauh lebih rendah daripada Amerika Serikat (246.000), atau rata-rata dunia (65.000).

Jumlah kematian pun sedikit (3 orang per 1 juta penduduk), jauh lebih sedikit dari AS (3.000), atau rata-rata dunia (798).

Namun kini Tiongkok menghadapi dilema, sebagaimana antara lain diuraikan oleh Nancy Qian dari Northwestern University, AS (Project Syndicate 15/4/2022).

Pertama, virus korona sub-varian terbaru Omicron (BA.2) jauh lebih ganas dari varian-varian virus korona yang ada sebelumnya.

Di lain pihak, vaksin antivirus yang digunakan, yaitu Sinovac dan Sinopharm tidak begitu efektif melawan virus Omicron BA.2.

Ini terbukti dari tingkat mortalitas penduduk Hongkong yang tertinggi di dunia pada saat gelombang Omicron jenis pertama melanda kota yang jumlah penduduk lansianya baru sedikit yang divaksinasi.

Secara nasional, sebanyak 40 persen warga usia 80 tahun ke atas, dan hampir 20 persen dari warga usia 60-79 tahun di Tiongkok belum mendapat vaksin dosis pertama.

Tiongkok tampak lebih memrioritaskan warga yang produktif secara ekonomi daripada golongan lansia, demi menjaga agar pertumbuhan ekonomi tidak tertekan terlalu dalam.

Kedua, semakin banyak kota-kota besar yang dikunci akan mengancam pertumbuhan ekonomi.

Diperkirakan penguncian kota Shanghai dapat menyebabkan kemunduran ekonomi sebesar 4 persen. Ini akan sangat mengganggu pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

Penguncian kota juga menyebabkan masyarakat resah, karena kesulitan mendapatkan makanan.

Keonaran sempat terjadi di beberapa toko karena warga berebutan mengambil barang yang ada di rak.

Jika penguncian wilayah semakin meluas, maka dikhawatirkan akan terjadi masalah sosial berskala besar.

Dua hal dapat dilakukan pemerintah Tiongkok untuk mengendalikan Covid-19. Pertama, pemerintah mempercepat vaksinasi di kalangan warga lanjut usia.

Dengan jumlah penduduk lansia yang ratusan juta orang, ini adalah pekerjaan yang sangat berat.

Namun itu harus dilakukan untuk mencegah tingkat kematian yang tinggi, seperti yang terjadi di Hongkong.

Kedua, membuat vaksin yang lebih manjur daripada vaksin yang ada. Untuk itu pemerintah perlu mendorong pembuatan vaksin domestik baru yang lebih baik.

Produksi massal vaksin Pfizer generik oleh pabrik farmasi domestik yang sudah disetujui dapat dilakukan dengan segera.

Jika perlu, impor vaksin jenis mRNA yang efikasinya lebih tinggi dari vaksin buatan lokal (berbasis virus yang dimatikan) perlu dilakukan.

Namun hal ini harus tidak membuat ketersediaan vaksin bagi negara-negara berkembang menjadi terganggu. WHO perlu memberi perhatian terhadap masalah ini.

Apa yang terjadi Tiongkok hendaknya tidak terjadi di sini. Pencapaian kita sudah cukup baik, jangan sampai merosot lagi.

Jumlah kasus positif Covid-19 sudah menukik dari puncaknya bulan Juli tahun lalu. Puncak kasus Omicron pun telah terlewati.

Data Sabtu (16/4/2022), tercatat penambahan kasus sudah turun menjadi 600 orang. Angka ini diharapkan semakin menurun hingga nol.

Dengan capaian itu kita tidak boleh ‘jumawa’ (berbangga diri) bahwa pandemi Covid-19 telah usai.

Virus Omicron sub-varian baru dapat merebak kembali terutama pada saat jutaan orang melakukan mudik Lebaran, di mana pertemuan dengan orang tua lanjut usia akan terjadi tanpa jarak.

Berbagai tes yang diwajibkan pemerintah perlu dipatuhi setiap pemudik untuk melindungi keluarga masing-masing.

Mungkin media massa perlu memberikan ilustrasi, bagaimana tradisi sungkeman dan berpelukan yang biasa dilakukan pada saat Lebaran dapat dilakukan dengan aman, untuk mencegah penularan virus.

Perlu pula dipastikan bahwa baik pemudik maupun keluarga yang dikunjungi sudah bebas dari virus corona, varian Omicron, sub-varian terbaru.

Menjaga perilaku tanpa mengurangi kehangatan silaturahmi perlu diutamakan.

Dua minggu lagi Lebaran akan tiba. Mayoritas keluarga Indonesia akan berkumpul bersama keluarga, menikmati hidangan tradisi dan bermaaf-maafan.

Momen syahdu ini hendaknya membekas di hati, namun tidak membawa petaka di kemudian hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com