JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan korban robot trading Millionaire Prime melaporkan dugaan penipuan berkedok investasi ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Kamis (14/4/2022) malam.
Laporan yang disampaikan LQ Indonesia Law Firm ini mewakili 114 korban dugaan penipuan. Mereka mengeklaim jumlah kerugian akibat robot trading Millionaire Prime mencapai Rp 30,6 miliar.
"Kami datang ke Bareskrim untuk melaporkan kasus robot trading Millionaire Prime yang diduga telah melakukan penipuan dan penggelapan atas dana-dana dari para investor," ujar kuasa hukum korban, Franziska Martha Ratu di Bareskrim Polri, Kamis malam.
"Kurang lebih (ada) 114 orang (korban penipuan). Total kerugian mereka itu ada sekitar Rp 30,6 miliar," ucapnya.
Baca juga: Ivan Gunawan Tiba di Bareskrim Penuhi Panggilan Pemeriksaan Terkait Robot Trading DNA Pro
Adapun laporan yang telah diterima tertanggal 14 April 2022 ini teregister dalam nomor: STTL/205/IV/2022/BARESKRIM.
Dalam laporan tersebut, PT Foxtride Cakrawala Dunia dan PT Master Millionaire Prime menjadi pihak terlapor.
Kedua perusahaan tersebut diduga melanggar Pasal 372 dan Pasal 378 tentang penipuan dan juncto Pasal 55 terkait tindak pidana pencurian uang (TPPU).
"Untuk pasal yang kita laporkan untuk kasus trading Millionaire Prime dan PT Foxtride Cakrawala Dunia itu pasal 372, pasal 378 tentang tipu gelap juncto 55 dan tindak pidana pencucian uang. Itu yang kita laporkan," kata Franziska.
Baca juga: 412 Korban Robot Trading DNA Pro Melaporkan Kerugian Rp 31 Miliar ke Bareskrim
Menurut Franziska, pihaknya telah menyerahkan sejumlah bukti ke penyidik Bareskrim Polri. Antara lain, ratusan identitas korban hingga bukti transfer terkait investasi tersebut.
Selain itu, ada juga data perusahaan dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum dan HAM untuk PT Foxtride Cakrawala Dunia dan PT Master Millionaire Prime.
"Ada 114 KTP (kartu tanda penduduk) dari seluruh korban, ada juga bukti transfer untuk deposit pembelian robot, dan ada bukti WD (withdraw) sebelum terjadi scam (penipuan)," ucap Franziska.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.