Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mukhijab
Dosen Universitas Widya Mataram Yogyakarta

Dr. Mukhijab, MA, dosen pada Program Studi Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Widya Mataram Yogyakarta.

“Counterpower” dari Mahasiswa

Kompas.com - 14/04/2022, 12:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MAHASISWA bergerak, menggugat ancaman bahaya tirani kekuasaan saat sinetron politik mulai anti-klimaks, tepatnya saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pernyataan publik pada 6 April 2022 agar para menteri tidak menyuarakan lagi wacana penundaan pesta demokrasi atau Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Gerakan mahasiswa itu memancing fobia di lingkaran kekuasaan Presiden ke-7 RI. Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Wiranto, “menggalang” dialog dengan para pimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), 8 April 2022, untuk meredam aksi mahasiswa lanjutan. Kehadiran Wiranto dalam meredam gerakan mahasiswa mengindikasikan pemerintah khawatir menjadi bulan-bulanan para aktivis mahasiswa.

Baca juga: Soal Penundaan Pemilu, Fraksi PKB Nilai Wacananya Tetap Mengalir

Pilihan Wiranto untuk menjadi “pemadam” aksi mahasiswa menunjukkan respons sangat serius. Sosoknya yang sangat dekat dengan para tokoh mahasiswa dan mengikuti secara intensif jejak aksi-aksi mahasiswa pada gerakan reformasi 1998 sesuai kapasitasnya saat itu sebagai Panglima TNI merangkap Menteri Pertahanan dan Keamanan (1998-1999).

Ketika mahasiswa sedikit meneror kekuasaan Presiden Jokowi, Wiranto sebagai politisi senior hadir untuk menghadapi demontran dan menegosiasi agar para mahasiswa tidak melanjutkan aksi protes dengan alasan Presiden Jokowi telah menjelaskan tidak ada maksud menunda pemilu dan menjabat presiden sampai tiga periode. Karena itu, kata Wiranto, wacana tidak perlu didemo karena itu sebatas gagasan saja. Apakah ini menandakan drama politik tidak perlu dirisaukan dan dipantau lagi?

Test the Water

Setiap rezim memiliki strategi dalam mengelola dan mempertahankan kekuasaan. Meminjam pendapat pakar politik dan Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga (2009-2014), Andi Mallarangeng, setiap rezim memiliki nafsu politik untuk memperpanjang masa kekuasaan dan jabatan presiden. Aktor politik yang menggerakkan itu bisa dari dalam lingkaran kekuasaan presiden maupun di luar kekuasaan presiden yang memiliki kepentingan langsung maupun tidak langsung dengan kekuasaan seperti kalangan partai pendukung pemerintah, para pengusaha yang memiliki relasi kuasa.

Alasanya sederhana, para pendukung presiden bisa ikut tetap berkuasa selama presiden yang dijagokan terus menjabat.

Alur drama politik yang dimainkan berbeda-beda. Orang-orang dekat kekuasaan Soekarno menjadikan proklamator itu sebagai presiden seumur hidup. Skenario yang mirip diterapkan orang-orang lingkaran kekuasaan Soeharto. Presiden kedua Indonesia itu dinobatkan oleh para penopang kekuasaannya sebagai Panglima Besar dan selalu terpilih menjadi presiden setiap lima tahun dalam pemilihan presiden oleh Majelis Perwakilan Rakyat (MPR). Akumulasi masa kekuasaannya sampai 32 tahun.

Menurut Andi Mallarangeng, orang-orang dekat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat mewacanakan untuk menambah satu periode masa jabatan presiden, dengan cara amandemen UUD 1945 untuk mengubah masa jabatan presiden maksimum dua periode menjadi tiga periode. Namun Presiden SBY menolak langkah politik tersebut.

Dua tahun menjelang akhir masa jabatan kedua Presiden Jokowi, strategi yang dimainkan oleh orang-orang dekat Jokowi adalah menunda pemilu. Yang memainkan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

Pada Januari 2022, Bahlil mengeklaim para pengusaha mengusulkan penundaan Pemilu 2024 untuk menjaga stabilitas keamanan dan ekonomi. Kemudian Menteri senior Luhut Bintar Panjaitan mengklaim 110 juta warga setuju adanya penundaan Pemilu 2024.

Para elite di lingkaran kekuasaan yang mewacanakan penundaan pemilu mengenal dengan baik ketentuan konstitusi bahwa pelaksaan pemilu diatur rigit dalam undang-undang pemilihan legislatif dan presiden. Mereka juga mengerti tentang pengalaman Indonesia menyelenggarakan 12 kali pemilu sejak 1945.

Terdapat preseden pemilu dilaksanakan tidak sesuai pada kurun waktu 1955 hingga 1970. Pemicunya, pemberontakan Permesta di Makasar, yang mendeklarasikan Negara Indonesia Timur (NIT) pada 2 Maret 1957. Kemudian pemberontakan sayap militer pimpinan Aidit yang popular dikenal sebagai Gerakan 30 September 1966. Presiden Soekarno memutuskan tidak menyelenggarakan pemilu pada 1960, 1965, sementara Presiden Soehartno menunda pemilu 1970 ke 1971, pemilu 1976 dilaksanakan 1977.

Baca juga: Saat Luhut Bantah Pernah Usulkan Penundaan Pemilu hingga Masa Jabatan Presiden 3 Periode...

Periode Presiden Jokowi tidak ada kondisi darurat, tetapi para pemburu kekuasaan mewacana penundaan pemilu. Langkah demikian identik sebagai test the water atau strategi membuat kebijakan mendasarkan pada pendapat atau reaksi publik.

Ketika publik merespon positif, mengamini wacana atau draf strategi politik, rencana kebijakan, maka the show must go on, atau pemerintah atau para pemangku kekuasaan, dan elite politik akan melanjutkan wacana atau rencana politik menjadi kebijakan.

Mentions

Test the water tentang strategi dan target politik tertentu bisa apa saja yang mengikuti arus atau sebaliknya melawan arus pandangan publik. Metode pembentukan opini menjadi penentu suatu tast case politik tertentu yang akhirnya bisa saja mendulang hasil positif atau sebaliknya hasil negatif.

Para elite di lingkaran kekuasaan memiliki sumber daya dan akses lebih besar dari siapapun dalam memproduksi wacana dan mendistribusikan wacana, rencana kebijakan, dan berbagai isu lainnya. Mereka memiliki dukungan aparatus, perangkat, dana, untuk mengendalikan medium-medium pembentuk opini, dengan media internal, media komersial, sampai pada media sosial yang dikelola “pasukan siber bayaran” mereka.

Manuver penunda pemilu mendapat 54.444 mentions dalam tempo waktu 1-12 Maret 2022, yang terdiri dari “isu pemilu” di Twitter 38.248 dan media online 15.866 mentions. Meskipun mentions dan berita media online itu tidak otomatis mendukung penundaan Pemilu 2024, data itu menunjukkan wacana penundaan pemilu membetot perhatian masyarakat.

Dalam peryataannya, Presiden Jokowi menyampaikan, “Jangan menimbulkan polemik di masyarakat. Fokus kepada bekerja dalam penanganan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi. Jangan sampai ada yang menyuarakan lagi mengenai urusan penundaan (pemilu), urusan perpanjangan (jabatan presiden), ndak."

Sejauh ini permainan para penggagas penundaan pemilu sudah berakhir sejak Presiden Jokowi melarang pembantunya mewacanakan lagi hal itu, dan perpanjangan masa jabatan. Masalahnya, siapa yang bisa menjamin wacana dan lobi-lobi politik seputar penundaan pemilu berakhir?

Counterpower

Menjaga “kemenangan” sampai akhir permainan, itu kaidah dalam pertandingan. Prinsip pertandingan demikian berlaku dalam membuktikan sikap politik Presiden Jokowi bahwa rezim ini konsisten menjalankan konstitusi.

Para mahasiswa memerlukan ruang tersendiri untuk mengawal sikap Presiden Jokowi dan para pendukungnya konsisten dan konstitusional. Strategi ini bisa dipadankan sebagai counterpower, yang praktiknya memerlukan blow up medium-medium komunikasi dan informasi, baik dalam bentuk media konvensional (televisi, radio, media cetak) maupun media baru (media daring, media sosial), sebagaimana para pemangku kekuasaan melakukan strategi serupa.

Para "brutus" telah membuat propaganda dengan membingkai wacana bahwa masa depan Indonesia di tangan pemerintah Jokowi. Strategi propaganda mahasiswa harus dilakukan juga untuk menyebarkan antitesis bahwa masa depan Indonesia tidak di tangan Jokowi.

Sejauh ini counterpower semacam itu efektif ketika Presiden Jokowi menggerakkan sumber daya pemerintah dan lembaga negara terkait penyelenggaraan pemilu untuk menegaskan ke masyarakat bahwa pemilu legislatif dan presiden tetap dilaksanakan 14 Februari 2024.

Ada waktu 20 bulan menjelang pemilihan presiden dan wakil presiden masa jabatan 2024 – 2029. Lubang-lubang yang bisa dimainkan oleh para "brutus" maupun perlawanan dari mahasiswa terhampar luas. Para petualang kekuasaan memiliki peluang untuk melakukan manuver politik untuk memperjuangkan terjadinya penundaan pemilu atau perpanjangan masa jabatan presiden. Sebaiknya para mahasiswa memiliki kesempatan untuk menggalang kekuatan dan membendung ambisi-ambisi politik para "brutus" kekuasaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com