JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) Nong Darol Mahmada mengeklaim bahwa pengeroyokan terhadap akademisi Universitas Indonesia sekaligus pegiat media sosial Ade Armando diawali dari provokasi ibu-ibu.
Sebelumnya, Ade disebut datang bersama tim liputan PIS ke Gedung DPR RI sejak siang hari.
"Pukul 15.35 tim menyepakati untuk menyudahi peliputan. Posisinya saat itu ada di depan pintu gerbang utama DPR," ujar Nong Darol dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (12/4/2022) pagi.
Pukul 15.38 WIB, lanjutnya, tim mundur dari posisi semula dan menjauh dari massa demonstrasi.
Baca juga: PIS: Ade Armando Alami Pendarahan Dalam di Kepala
Ketika itulah, beberapa orang dari kerumunan massa disebut tampak "mengawasi dan saling berbisik".
Dua menit berselang, Ade Armando mendadak dihampiri oleh seorang ibu tidak dikenal sambil memaki-maki.
"Makian ibu-ibu inilah yang merangsang massa untuk bertindak beringas. Mereka semua mengepung Ade Armando dan tim," ungkap Nong Darol.
Baca juga: Profil Ade Armando, Dosen UI yang Babak Belur di Demo di Depan Gedung DPR
Ade Armando dkk kemudian disebut mundur ke dinding pagar DPR. Namun, mereka justru didatangi massa. Ade Armando didorong-dorong.
Mereka lantas kembali bergeser, kali ini ke sisi kiri depan Gedung DPR.
"Mereka hendak meninggalkan lokasi karena sudah tidak kondusif," ujar Nong Darol.
Baca juga: Setitik Noda di Demo 11 April: Ade Armando Dikeroyok dan Desakan Tangkap Pelaku
"Beberapa saat kemudian dihampiri beberapa orang tidak dikenal, mereka tiba-tiba langsung menyerang. Sebelumnya mereka mengepung Ade dan tim," tambahnya.
Seperti tampak dalam video-video yang viral di dunia maya, Ade Armando sempat dilindungi oleh rekannya, tetapi persekusi yang beringas membuat perlindungan itu tak berarti.
Ade Armando terus dihajar, sedangkan tim liputan jatuh dan ikut terpental.
"Karena tidak mungkin bisa menolong, tim yang terpental mencari polisi untuk meminta pertolongan. Polisi kemudian datang dan memberikan pertolongan," ungkap Nong Darol.
Pengeroyokan itu lebih kurang berlangsung selama setengah jam.
Polisi membentuk barikade untuk dapat mengevakuasi dosen Ilmu Komunikasi FISIP UI itu ke dalam kompleks parlemen. Enam orang polisi disebut turut diserang massa dalam proses evakuasi itu.
Baca juga: Ultimatum Kapolda Metro kepada Pengeroyok Ade Armando agar Menyerahkan Diri
"Ade Armando mendapatkan penanganan dokter polisi pada jam 16.10," ujar Nong Darol.
Ade Armando saat ini masih dirawat di HCU RS Siloam, Jakarta. Ia disebut dalam kondisi sadar, tetapi menderita luka cukup serius akibat pengeroyokan itu.
"Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan ada pendarahan dalam di bagian kepala. Ade Armando beberapa kali muntah dengan mengeluarkan darah," tutur Nong Darol.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.