Pertarungan yang mengesampingkan senjata dan mengedepankan perdebatan. Pertarungan kata-kata dan olah pikiran.
Konflik antara manusia berubah bentuk dari penyelesaian otot atau perang, menjadi penyelesaian melalui argumentasi.
Pada titik ini, kita harus bersyukur sebagai makhluk Tuhan, kita diberikan berkah tak terhingga, kemampuan unik yang tidak dimiliki makhluk Tuhan lainnya, yaitu menyelesaikan persaingan sesama dirinya melalui argumentasi.
Dan negara modern memiliki arena resmi untuk beradu argumentasi itu, yaitu lembaga perwakilan, DPR, DPRD dan DPD.
Malah kemudian ditambah lagi dengan hadirnya media, dan juga di ranah akademis. Ini sejatinya adalah capaian tinggi peradaban manusia.
Sebuah kanal resmi dan dibiayai oleh manusia itu (negara) sebagai wadah untuk mereka bersaing satu sama lain, melepaskan sifat natural dalam dirinya untuk bertarung, menguasai dan menaklukkan satu sama lain, dengan cara yang elegan dan bermartabat.
Tidak perlu lagi diselesaikan dengan cara otot dan perang.
Anggota-anggota lembaga perwakilan politik sejatinya adalah petarung resmi dan diperbolehkan dalam tatanan negara dan masyarakat untuk menjadi Wakil dari masyarakat pemilihnya untuk bertarung, berdebat, saling menjatuhkan argumen lawan bicaranya.
Bahkan para petarung ini dibayar oleh negara, diberikan semua fasilitas yang wah. Karena para anggota ini adalah kanal penting untuk menyerap energi dan ego dari banyak masyarakat yang diwakilinya, untuk dilepaskan dalam ruang-ruang resmi perdebatan di ruang Dewan.
Lalu apa yang terjadi jika jalur resmi untuk melepaskan energi dan ego dari setiap anggota masyarakat ini mandul dan mampet?
Sementara jalur-jalur lainnya seperti media juga mampet atau mungkin dibungkam. Dan bermunculan jalur-jalur baru dan tidak resmi yang menamakan dirinya pegiat media sosial yang kadang lebih vokal dibanding si jalur resmi.
Ketika semua kanal resmi bagi masyarakat untuk menyampaikan pandangannya, protesnya, perbedaan visinya ini mampet, maka energi itu akan tersimpan di dalam, tidak akan hilang.
Dan semakin disimpan, bahkan dihimpit lagi dengan tekanan lainnya, energi itu akan membesar dan kita harus pahami dasar hukum alam (Fisika) di sini.
Energi tidak diciptakan dan dimusnahkan, dia hanya akan berganti bentuk. Dan mampetnya kanal resmi pelepasan energi ini, akan membuat energi meledak dan tumpah ke jalan. Seharusnya hal ini kita bisa mengerti dengan baik.
Bahwa manusia itu akan selalu berbeda, dan lembaga perwakilan resmi adalah lembaga bermartabat yang kita sepakati bersama sebagai wadah pelepasan energi ini. Hidup kita akan indah.
Anggota masyarakat akan tenang dan menikmati, menyaksikan perdebatan-perdebatan bermutu dari anggota Dewan yang mewakili suara mereka, sambil menikmati gorengan di warung-warung, sesekali menimpalinya dan ikut memindahkan riuh rendah perdebatan di Dewan ke warung kopi mereka.
Tidak akan perlu turun ke jalan kalau kanal itu tidak mampet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.