Pemindahan Ibu Kota memang perlu, tetapi yang lebih perlu lagi adalah mengkaji lebih cermat lagi semua aspek yang berpotensi mendatangkan mudharat.
Desakan dan tuntutan mahasiswa agar Jokowi menyelesaikan konflik agraria di tanah air adalah sebuah permintaan yang wajar dan begitu relevan dengan kondisi yang terjadi saat ini.
Harapan warga Wadas di Purworejo, Jawa Tengah atau warga Mangkupadi Tanah Kuning, Bulungan, Kalimantan Utara, misalnya, adalah hak warga negara yang dilindungi hukum untuk menuntut haknya yang adil atas tanah mereka.
Tanah milik rakyat tidak boleh diserobot semena-mena walau atas nama pembangunan. Pembangunan bukan untuk menistakan rakyat, tetapi justru untuk memuliakan rakyat.
Membersamai Pimpinan Majelis Taklim Ahbabul Mustafa Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf dan Walikota Semarang Hendrar Prihadi dalam Masjid Agung Semarang Bershalawat yang dihelat di Semarang, Minggu (10 April 2022) malam, saya dan lautan massa yang memenuhi Masjid Agung begitu terpekur dengan doa-doa yang dipanjatkan Habib Syech.
Harapan akan Indonesia tetap damai, Indonesia yang bebas dari wabah dan Indonesia yang aman begitu sejuk diselipkan dalam doa dan shalawat.
“Syekher” mania yang meluber hingga jalan-jalan di sekitaran Masjid Agung Semarang begitu larut dalam taklimat Walikota Semarang bahwa doa dan shalawat yang dikumandangkan dari Semarang bisa membawa kedamaian untuk Indonesia.
Hendrar Prihadi atau saya yang sama-sama anak “kolong” atau anak tentara serta pernah menjadi aktivis kampus yang gigih melawan rezim Soeharto yang tiran dan korup berharap agar kemurnian mahasiswa dalam memperjuangkan aspirasi rakyat tidak ditunggangi dan disusupi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
Aksi demo harus berjalan dengan damai karena bagaimanapun, kita adalah bersaudara.
Kurang puas kurang puas, luru ramalan
Wong ora waras wong ora waras, dadi takonan
Kang ditakoni, ngguyu cekaka'an
Jebul kang takon - jebul kang takon, wis ketularan
Allahumma sholli wa sallim 'alaa
Sayyidinaa wa maulaa naa Muhammadin
'Adadamaa fi 'ilmilaahi sholatan
Daa imatan bidawaa mi mulkilaah
Lamun wong tuwo keliru mimpine
Ngalamat bakal getun mburine
Wong tuwo loro, kundur ing ngarso pengeran
Anak putune, rame rame rebutan warisan
Allahumma sholli wa sallim 'alaa
Sayyidinaa wa maulaa naa Muhammadin
'Adadamaa fi 'ilmilaahi sholatan
Daa imatan bidawaa mi mulkilaah
Lamun wong tuwo keliru mimpine
Ngalamat bakal getun mburine
Wong tuwo loro, kundur ing ngarso pengeran
Anak putune, rame rame rebutan warisan
Allahumma sholli wa sallim 'alaa
Sayyidinaa wa maulaa naa Muhammadin
'Adadamaa fi 'ilmilaahi sholatan
Daa imatan bidawaa mi mulkilaah
Sebagian lirik dalam sholawat “Padang Bulan” karya Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf ini menjadi pengingat akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa sembari mendoakan Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Hati-hati di Jalan. Semoga adik-adik mahasiswa yang memperjuangkan aspirasi bisa mendapat kelancaran.
Aksi demo harus dilakukan dengan damai. Tanpa ada benturan fisik. Berbeda pandangan boleh, tetapi tidak untuk mengoyak persatuan dan kesatuan bangsa,
Hati-hati di Jalan. Bernas dalam berpendapat boleh, asal jangan beringas dalam berunjukrasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.