Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Hati-hati di Jalan, Sampaikan Aspirasi Kami

Kompas.com - 11/04/2022, 07:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pelanggengan kekuasaan yang dipaksakan hanyalah menjadi legacy yang buruk bagi anak cucu kelak.

Titip aspirasi rakyat

Tidak ada yang salah dengan aksi demo yang dilakukan BEM-SI pada 11 April 2022. Justru ada yang “korslet” jika mahasiswa “membiarkan” pemerintahan berjalan seenak “udhelnya”.

Sebagai intelektual muda yang kritis, mahasiswa kudu menyerap aspirasi rakyat dan memperjuangkan dengan cara-cara intelektual.

Jika penyampaian aspirasi yang disertai kajian-kajian ilmiah dan disampikan ke berbagai forum tidak berbuah hasil, maka aksi demo jalanan menjadi “pengingat” supaya rezim berjalan sesuai jalur konstitusi.

Enam tuntutan yang disuarakan mahasiswa dalam demo 11 April 2022 - satu di antaranya sudah tidak relevan lagi karena isu penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden 3 periode telah gugur - begitu relevan dan selaras dengan harapan dan kondisi yang dialami rakyat.

Permintaan agar pemerintahan Jokowi bisa menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan bahan pokok di pasaran adalah harapan dari rakyat yang sangat wajar.

Ironis memang di negeri yang kaya dengan tanaman sawit, hajat hidup orang akan minyak goreng telah dikebiri oleh permainan mafia.

Dan “ambyarnya” lagi, menteri yang membidangi perdagangan, menteri yang membidangi industri serta kepala kepolisian begitu “kalah” dengan aksi mafia minyak goreng.

Belum lagi jika kita bicara mengenai kelangkaan bahan bakar minyak jenis solar dan pertalite yang begitu “malu-malu” tersedia di pasaran.

Sudah harga BBM naik, susah pula di dapatnya. Apalagi lagi dengan rencana kenaikan gas elpiji ukuran 3 kilogram, tentu akan semakin membuat beratnya kehidupan rakyat kecil.

Jokowi harus tegas mengganti menteri dan pembantunya yang tidak “becus” bekerja. Jokowi harus segera merombak kabinetnya jika ingin mengatasi karut marut minyak goreng, BBM dan melangitnya harga-harga bahan pokok lainnya.

Negara tidak boleh “takluk” oleh permainan mafia komoditi yang membuat rakyat antre berjam-jam hanya untuk mendapatkan minyak goreng atau solar.

Tuntutan mahasiswa agar Jokowi menunda dan mengkaji ulang Undang-Undang Ibukota Negara (IKN) termasuk pasal-pasal bermasalah dan dampak yang ditimbulkan dari aspek lingkungan, hukum, sosial, ekologi, politik, ekonomi dan kebencanaan adalah hal yang wajar.

Daripada dipaksakan dan belum terlanjur menyerap pembiayaan yang besar dan fantastis, ada baiknya semua aspek-aspek yang terkait IKN kembali dibahas lagi dengan seksama.

Tentu Jokowi atau siapapun tidak ingin, IKN hanyalah mengulang Wisma Hambalang dalam skala yang jauh lebih besar akan terulang kembali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Nasional
Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali Saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali Saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com