Era di mana sistem komando dan kendali yang sudah berpindah kearah ruang operasi berbasis satelit di angkasa luar.
Singkat kata, dunia siber memang telah menjadi domain ke 5 setelah daratan, perairan, udara dan ruang angkasa.
Domain ke 5 yang menambah runcing kerawanan dalam persepektif Keamanan Nasional atau National Security.
Keamanan Nasional dalam arti yang lebih luas, jauh menjangkau dan melewati wilayah lingkup aktivitas kemiliteran.
Domain ke 5 yang mengantar pada antisipasi arena perang baru bernama “hybrid warfare”. Domain ke 5 yang di dominasi oleh tendensi atau fenomena penggunaan total dari “Äir Power”.
Sebagai Angkatan yang masih muda dan ketergantungan dalam menjalankan tugasnya yang sangat bersandar kepada laju kemajuan teknologi, maka menjadi wajar bahwa belum banyak pihak yang memahami pentingnya Angkatan Udara.
Belum banyak yang mengerti tentang pentingnya pengelolaan wilayah udara kedaulatan suatu negara.
Belum banyak yang mengerti dalam perspektif strategi pertahanan keamanan negara, mana wilayah udara strategis yang patut menjadi fokus perhatian untuk dilakukan kegiatan ISR (Intelligence, Surveillance, Reconnaissance).
Belum banyak yang memahami tentang kaitan pelaksanaan tugas pokok Angkatan Udara yang sangat beririsan dengan kaidah hukum udara internasional.
Demikianlah maka Angkatan Udara masa kini tengah menghadapi setidaknya dua tantangan penting kedepan.
Kemajuan teknologi yang ditandai dengan pengembangan Cyber World dan proses interaksi antarbangsa yang semakin tajam dalam olah eksplorasi udara dan ruang angkasa.
Pengelolaan dirgantara sebagai salah satu sumber daya alam kini sudah menjadi isu penting bagi setiap negara khususnya tentang norma pengaturan bersama yang tertuang dalam hukum udara antarbangsa dalam kerangka National Interest.
Seluruh Angkatan Udara di dunia kini tengah berada dalam satu titik yang dikejar untuk segera mengambil keputusan apakah akan meneruskan penggunaan Fighter Aircraft atau beralih ke Drone sebagai pesawat tanpa awak.
Keputusan yang tidak mudah di samping banyak hal lain lagi yang menuntut kajian detail berkait eskalasi canggihnya perkembangan teknologi.
Sudah cukup lama terdengar bahwa bagaimana peperangan masa datang akan berujud dalam model “push button war” atau bahkan “touch button war” yang mengandalkan mekanisme komputer, automatisasi dan artificial intelligence.