JAKARTA, KOMPAS.com - Terdakwa Irjen Napoleon Bonaparte mengeklaim, tindakannya menganiaya Muhammad Kece dilakukan untuk meredam emosi tahanan lain.
Hal itu disampaikan Napoleon usai persidangan pembacaan eksepsi atau nota keberatan atas dakwaan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis (7/4/2022).
“Justru tindakan saya adalah sebagai jalan keluar yang harus saya lakukan malam itu melihat suasana emosional tahanan lain,” tuturnya.
Baca juga: Bantah Keroyok M Kece, Napoleon: Buat Apa Saya Lakukan Langkah Pengecut Seperti Itu
Namun, lanjut Napoleon, upayanya itu tidak berhasil karena sejumlah tahanan tak bisa mengontrol emosi.
“Walaupun seorang tahanan, tapi tetap memiliki roh yang kuat rupanya kalau akidah agamanya dihina. Jadi semua terjadi tanpa dapat dikendalikan, dan jadilah perkara seperti hari ini,” kata dia.
Dalam dakwaan disebutkan, Napoleon mendatangi ruang tahanan Kece pada dini hari 26 Agustus 2021.
Ia disebut sempat berdebat tentang agama hingga akhirnya melumuri wajah Kece dengan kotoran manusia.
Baca juga: Eggi Sudjana Minta Hakim Pertimbangkan Eksepsi Napoleon
Di sisi lain, Napoleon membantah tudingan jika dirinya disebut telah melakukan pengeroyokan.
“Buat apa saya lakukan langkah pengecut seperti itu. Saya seorang perwira tinggi (Polri) secara fisik pun Kece lebih kecil dari saya. Sangat tidak masuk akal menggembar-gemborkan (narasi) demikian,” ungkap dia.
Napoleon mengaku suka dengan jalannya proses pengadilan. Ia menilai proses ini dapat menunjukan kebenaran.
“Saya senang dengan adanya persidangan ini, semuanya terbuka. Yang penting semua di bulan Puasa ini punya kejujuran,” imbuh dia.
Baca juga: Sampaikan Eksepsi, Kuasa Hukum Bantah Napoleon Keroyok M Kece
Diketahui, jaksa menyebut Napoleon bersama empat tahanan lain yaitu Dedy Wahyudi, Djafar Hamzah, Himawan Prasetyo, serta Hermeniko melakukan penganiayaan pada Kece.
Peristiwa tersebut terjadi satu hari pasca Kece ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh Bareskrim Polri karena kasus penistaan agama.
Napoleon yang masih menjadi perwira tinggi Polri disebut memberi perintah pada penjaga rutan untuk menyita tongkat jalan Kece dan mengganti gembok ruang tahanannya.
Perintah itu tak berani disanggah petugas rutan yang takut dengan jabatan Napoleon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.