JAKARTA, KOMPAS.com - Artikel tentang wacana perpanjangan masa jabatan presiden di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo menjadi pemberitaan yang ramai dibaca di Kompas.com pada Selasa (5/4/2022).
Selain itu, berita tentang alasan Nadiem Makarim tolak Melayu jadi bahasa resmi ASEAN juga menjadi terpopuler.
Kemudian, artikel soal BLT minyak goreng dan bantuan subsidi upah juga menarik minat pembaca.
Berikut ulasan selengkapnya.
Peneliti Bidang Perkembangan Politik Lokal Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, pernyataan Presiden Jokowi terkait isu masa jabatan 3 periode seolah kalah dari argumen kelompok di sekelilingnya yang justru mendukung wacana itu.
"Tidak terkesan tegas karena kehendak sekitarnya kuat sekali untuk mempertahankan Jokowi 3 periode," ujar Siti kepada Kompas.com, Senin (4/4/2022).
Di periode kedua kepemimpinan, kata Siti, seharusnya Jokowi menunjukkan sikap yang tegas, jelas, dan lugas.
Menurut Siti, di era yang penuh ketidakpastian saat ini, pernyataan yang ambigu dari seorang pemimpin akan sangat menyesatkan.
Baca selengkapnya: Saat Jokowi dalam Cengkeraman Elite Pendukung 3 Periode...
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim membeberkan alasan menolak permintaan Malaysia untuk menjadikan Bahasa Melayu sebagai bahasa perantara kedua negara dan bahasa resmi Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN).
Permintaan itu disampaikan oleh Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Ismail Sabri Yaakob saat melakukan kunjungan ke Indonesia.
Menurut Nadiem, Bahasa Indonesia lebih layak untuk dikedepankan dengan mempertimbangkan keunggulan sejarah, hukum, dan linguistik.
“Dengan semua keunggulan yang dimiliki bahasa Indonesia dari aspek historis, hukum, dan linguistik, serta bagaimana bahasa Indonesia telah menjadi bahasa yang diakui secara internasional," kata Nadiem dalam keterangannya, Senin (4/4/2022).
"Sudah selayaknya bahasa Indonesia duduk di posisi terdepan, dan jika memungkinkan menjadi bahasa pengantar untuk pertemuan-pertemuan resmi ASEAN,” tuturnya.
Baca selengkapnya: Alasan Nadiem Tolak Melayu Jadi Bahasa Resmi ASEAN: Bahasa Indonesia Terbesar di Asia Tenggara
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.