Hal ini diduga dari banyaknya kasus XE sebesar 1 persen dari total kasus Covid-19 yang telah menjalani pengurutan genom di Inggris.
"Rekombinan khusus ini, XE, telah menunjukkan tingkat pertumbuhan yang bervariasi, dan kami belum dapat memastikan apakah itu memiliki keuntungan pertumbuhan yang sebenarnya," ujar kepala penasihat medis untuk UKHSA, Profesor Susan Hopkin, dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Satgas: Varian Virus Corona XE Belum Ditemukan di Indonesia
Dikutip dari NBC, Senin (4/4/2022), otoritas kesehatan mengungkapkan data yang lebih baru menunjukkan XE memiliki tingkat pertumbuhan 9,8 persen di atas BA.2.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis informasi serupa, mengurip perkiraan yang menunjukkan varian XE 10 persen lebih mudah menular daripada BA.2. Namun, temuan tersebut memerlukan konfirmasi dan penelitian lebih lanjut.
Selain itu, sampai saat ini juga belum ada bukti yang menunjukkan bahwa varian XE dapat lolos dari vaksin, atau menyebabkan penyakit yang lebih parah atau lebih mematikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.