JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian mengatakan, melandainya kasus Covid-19 di Indonesia bukan berarti situasi pandemi telah hilang. Dia mengingatkan, penularan kasus Covid-19 masih terjadi di masyarakat.
"Sering saya sampaikan, penanganan pandemi Covid-19 ini kita harus tetap waspasa meskipun agak baik. Low case doesn't mean no case," ujar Tito dalam siaran pers Kemendagri yang diperoleh Kompas.com, Senin (4/4/2022).
"Melandainya kasus Covid-19, bukan berarti menunjukkan pandemi di Indonesia telah hilang. Namun, kondisi itu tetap menunjukkan bahwa kasus pandemi tetap ada, begitu pula dengan ancaman penyebarannya," ujar Tito.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Bisa Sebabkan Penuaan Dini, Kok Bisa?
Karena itu, Tito meminta kepada para camat terus mengkampanyekan disiplin protokol kesehatan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan (3M).
Apa lagi saat ini sudah memasuki bulan Ramadhan yang erat dengan kegiatan yang melibatkan banyak orang, seperti shalat berjemaah maupun agenda buka puasa bersama.
"Meski dibolehkan, kedua kegiatan tersebut harus dilakukan dengan memenuhi ketentuan protokol kesehatan. Misalnya, disiplin menggunakan masker dan memperhatikan jumlah masyarakat yang terlibat," kata Tito.
"Selain itu, para pejabat negara termasuk camat, tidak boleh menggelar buka puasa bersama. Larangan itu juga berlaku untuk kegiatan open house pada Lebaran mendatang," lanjutnya.
Tito juga meminta para camat dapat membantu mempercepat vaksinasi di daerahnya masing-masing, terutama bagi masyarakat yang berusia lanjut (lansia).
Langkah percepatan itu bisa dilakukan dengan mendatangi warga dari rumah ke rumah untuk mencari para lansia yang belum mengikuti vaksinasi, termasuk masyarakat yang memiliki kormobit atau penyakit penyerta.
"Yang masih bisa untuk divaksinasi menurut dokter, (segera) divaksinasikan," ujar dia.
Tito menekankan, para camat juga perlu mendukung pemberian vaksinasi booster atau dosis penguat. Dengan upaya ini, masyarakat yang level antibodinya telah menurun bisa naik kembali.
Apalagi setiap orang memiliki antibodi yang berbeda-beda.
Hal ini dibuktikan dengan hasil survei serologi yang dilakukan Kemendagri dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan melibatkan Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI).
"Hasil survei itu salah satunya menunjukkan tingkat kekebalan tubuh masyarakat antardaerah berbeda. Sehingga agar daerah yang antibodi masyarakatnya rendah dapat segera mempercepat vaksinasi," tambah Tito.
Sementara itu, pemerintah melaporkan masih ada penambahan 1.933 kasus baru Covid-19 pada hari Minggu kemarin. Penambahan kasus baru itu terjadi di 31 provinsi.