Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evaluasi Pemerintah soal 19,3 Juta Vaksin Covid-19 Hibah yang Kedaluwarsa Akhir Maret

Kompas.com - 31/03/2022, 08:29 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 19,3 juta dosis vaksin Covid-19 yang didapatkan dalam bentuk hibah dari negara-negara lain akan kedaluwarsa hingga akhir Maret 2022.

"Sedangkan (vaksin hibah) yang akan expired date di bulan April 1,5 juta dosis," kata Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Lucia Rizka Andalusia dalam rapat dengar pendapat (RDP) secara virtual dengan Komisi IX DPR, Rabu (30/3/2022).

"Jadi 97 persen vaksin expired date itu adalah yang bersumber dari hibah," sambungnya.

Dari jumlah tersebut, jenis vaksin Covid-19 yang paling banyak kedaluwarsa adalah AstraZeneca.

Masa kedaluwarsa vaksin sangat pendek

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, penyebab banyaknya vaksin hibah kedaluwarsa yaitu, memiliki masa kedaluwarsa yang sangat pendek.

"Umurnya (vaksin hibah) pendek itu yang saya kira yang menyebabkan makin lama angka expired date kita makin tinggi. Jadi memang umur vaksin yang diberikan ke kita terutama AstraZeneca pendek," ujar Maxi dalam RDP dengan Komisi IX DPR, Rabu.

Baca juga: Sinovac Tak Masuk Daftar Vaksin Booster, Kemenkes: Efikasinya Rendah

Selain itu, ia mengatakan, khusus vaksin AstraZeneca masih banyak warga di daerah yang menolak dan memilih-milih jenis vaksin lain.

"Jadi menumpuk lagi di Biofarma," ucapnya.

Karenanya, Maxi mengatakan, pemerintah akan memperbaiki skema penerimaan vaksin Covid-19 hibah dari negara-negara lain untuk menghindari vaksin kedaluwarsa.

Stop terima vaksin hibah

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dalam RDP tersebut mengatakan, pemerintah tidak akan menerima vaksin hibah dari luar negeri hingga April 2022.

Keputusan tersebut diambil dalam rangka mengatasi masalah kedaluwarsa atau expired date dari vaksin hibah.

"Menyepakati bahwa hingga bulan April 2022, tidak akan menerima vaksin donasi, mengingat kapasitas penyimpanan yang terbatas dan ketersediaan vaksin yang sejalan dengan laju pelaksanaan vaksinasi," kata Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri I Gede Ngurah Swajaya.

Baca juga: Berburu Vaksin Booster demi Bisa Mudik, Warga Padati Sentra Vaksinasi di Alun-Alun Kota Bekasi

Ngurah juga mengatakan, pihaknya akan bersikap selektif kepada negara yang akan melakukan dose sharing.

Salah satunya yaitu dengan cara mengatur waktu masa lama simpan obat dan durasi vaksin yang diterima yakni duapertiga dari masa simpan.

"Kemlu akan terus berupaya memfasilitasi permintaan data yang dibutuhkan oleh BPOM untuk menguji stabilitas vaksin, sehingga masa simpan vaksin dapat diperpanjang," ujarnya.

Selain itu, ia menyebutkan bahwa Menteri Luar Negeri Retno Marsudi meminta agar donasi vaksin Covax Facility juga mempertimbangkan masa simpan vaksin yang panjang.

Hal tersebut untuk menghindari risiko kedaluwarsa vaksin dan pemusnahan.

"Masa simpan vaksin tidak hanya tantangan bagi Indonesia, tapi juga low middle income country mengingat distribusi dan nakes yang belum mencukupi," tutur dia.

Baca juga: Kemenkes: Sekitar 1 Juta Vaksin Covid-19 Kedaluwarsa 31 Maret Besok, di Bali Terbanyak

Di sisi lain, Lucia menyebutkan bahwa pihaknya akan kembali berkoordinasi dengan Kemenlu dalam upaya memenuhi stok vaksin Covid-19 usai dilakukannya perbaikan dalam skema penerima vaksin hibah.

Ia mengatakan, mulai April mendatang, pemerintah direncanakan akan menerima 63,4 juta dosis vaksin Covid-19 dalam bentuk hibah.

"Direncanakan dari di tahun 2022 ini (mulai) dari bulan April sampai Desember nanti masih ada sekitar 63 juta dosis vaksin yang ditawarkan untuk kami terima," kata Rizka.

Namun, ia mengatakan, pihaknya akan mengatur jadwal kedatangan dosis vaksin tersebut sesuai dengan laju percepatan vaksinasi di dalam negeri guna menghindari jumlah dosis vaksin kedaluarsa.

"Kami juga mengatur kembali jumlah-jumlah vaksin yang akan kami terima dari hibah melalui Covax facility ataupun melalui bilateral," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com