Jika Demokrat dan Nasdem bersatu menjadi jangkar koalisi sebagai “imam”, besar kemungkinan partai-partai Islam seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), bahkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) siap menjadi “makmum” mengikuti gerbong mereka.
Bersamaan dengan itu, Umam memandang, pertemuan AHY dan Surya Paloh juga mengindikasikan mulai terpencarnya kekuatan koalisi pemerintahan.
Jika ada kesepakatan-kesepakatan politik antara tokoh sentral oposisi dengan tokoh utama koalisi pemerintahan, bisa jadi ini mengindikasikan adanya retakan faksionalisme di dalam tubuh koalisi.
Baca juga: Usai Bertemu AHY, Nasdem: Capres Masih Terlalu Cair untuk Dibicarakan
Belakangan, lanjut Umam, wujud faksionalisme itu terkonfirmasi lewat adanya perbedaan pandangan di antara pimpinan partai-partai politik di dalam pemerintahan terkait wacana penundaan pemilu, perpanjangan masa jabatan presiden, dan wacana amendemen konstitusi.
"Di mana Surya Paloh merupakan salah satu Ketum Parpol yang sangat tegas menolak wacana tersebut," kata dia.
Usai bertemu dengan Surya Paloh, AHY mengeklaim bahwa kedua belah pihak hanya berbagi pandangan dan tujuan untuk meningkatkan elektabilitas masing-masing partai.
Ia mengaku belum mempersempit diskusi hingga membahas calon presiden di 2024 mendatang.
"Belum, kita tidak ingin mengunci atau mempersempit diskusi, karena sekali lagi masih sangat terbuka dan cair," kata AHY selepas pertemuan.
Baca juga: AHY-Surya Paloh Bertemu, Demokrat dan Nasdem Sepakat Tolak Penundaan Pemilu
AHY mengakui bahwa peluang partainya berkoalisi dengan Nasdem cukup besar.
Penjajakan koalisi ini dinilai perlu untuk menghimpun kekuatan di parlemen guna mencapai ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) 20 persen.
"Mudah-mudahan dengan semakin kuat posisi kita di parlemen juga akan semakin baik ke depan," ujar AHY.
Namun lagi-lagi, AHY mengaku partainya dan Nasdem belum membahas komposisi koalisi secara spesifik, apalagi bicara figur atau tokoh yang akan diusung di 2024.
Nama AHY sendiri kerap masuk dalam bursa calon presiden 2024 berbagai lembaga survei.
Meski demikian, elektabilitasnya masih terpaut cukup jauh dari nama-nama lainnya seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Baca juga: AHY Akui Jajaki Koalisi dengan Nasdem untuk Hadapi Presidential Threshold
AHY mengaku dirinya belum memikirkan perihal pencalonan presiden 2024 meski elektabilitasnya mulai merangkak naik.