Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Bertemu AHY, Nasdem: Capres Masih Terlalu Cair untuk Dibicarakan

Kompas.com - 29/03/2022, 15:28 WIB
Vitorio Mantalean,
Bagus Santosa

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem Ahmad Ali menyebut, partainya akan menantau peta politik hingga 2022 akhir untuk menentukan calon presiden (capres) pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Hal itu dikatakan Ali usai kedatangan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ke kantor DPP Nasdem, hari ini.

"Akan masih banyak figur-figur baru yang kita lihat peta politik sampai 2022 akhir, baru lah nanti akan semakin mengerucut kepada siapa," ucap Ali kepada wartawan di kantor DPP Nasdem, Selasa (29/3/2022).

Baca juga: Nasdem Minta Ahmad Sahroni Segera Pantaskan Diri jika Ingin Maju di Pilgub DKI 2024

Ali mengonfirmasi bahwa kedua partai masih akan melihat sosok-sosok potensial untuk dijadikan capres pada 2024, berangkat dari elektabilitas hasil survei sejumlah lembaga.

"Saya pikir itu menjadi bahan diskusi," lanjutnya.

Ali menambahkan, dijajakinya koalisi antara Demokrat dengan Nasdem berangkat dari "visi kebangsaan yang sama" antara kedua partai.

Ali berujar bahwa Nasdem tidak menutup pintu bagi bergabungnya partai-partai lain.

Golkar pun lebih dulu menjajaki peluang koalisi dengan partai besutan Surya Paloh itu.

Baca juga: Temui Surya Paloh, AHY: SBY Harap Demokrat dan Nasdem Sinergi

Pagi tadi, AHY datang ke kantor DPP Nasdem untuk bertemu dengan Surya Paloh membicarakan sejumlah hal, termasuk persiapan menuju 2024.

"Capres masih terlalu cair untuk dibicarakan. Sama sekali kita tidak bicarakan itu, itu masih terlalu jauh, masih terlalu cair. Seperti dikatakan Pak AHY, kita tidak mau mengunci itu," jelas Ali.

"Yang jelas Nasdem dan Demokrat telah terjadi kesepakatan, kesepakatan untuk melakukan persiapan menghadapi Pemilu 2024," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, AHY mengeklaim bahwa pertemuan kedua belah pihak hanya soal berbagi pandangan dan tujuan untuk meningkatkan elektabilitas masing-masing partai, tanpa bicara soal sosok capres.

"Belum, kita tidak ingin mengunci atau mempersempit diskusi, karena sekali lagi masih sangat terbuka dan cair," ujar AHY selepas pertemuan.

Baca juga: Surya Paloh Ingin Lampung Jadi Lumbung Suara Nasdem pada Pemilu 2024

Nama AHY sendiri masuk dalam bursa calon presiden 2024, meskipun elektabilitasnya masih terpaut cukup jauh dengan nama-nama beken seperti Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan versi lembaga survei.

Elektabilitas AHY mulai merangkak naik, namun yang bersangkutan menampik bahwa hal itu membuatnya mantap maju sebagai calon presiden 2024.

"Saya sekali lagi masih ingin fokus untuk menyakinkan Partai Demokrat ini bekerja dengan baik dan efektif mesin-mesin partainya," jelasnya.

Di samping itu, bisa atau tidaknya kedua partai mengusung calon presiden tergantung pada kekuatan koalisi nanti.

Baca juga: AHY Instruksikan Perwakilan Demokrat di DPR dan MPR RI Tolak Penundaan Pemilu

Sebab, untuk mengusung calon presiden, partai atau gabungan partai perlu menguasai lebih dari 20 persen atau 115 kursi parlemen.

Sementara itu, jika digabung, perolehan kursi Demokrat dan Nasdem di DPR RI baru mencapai 113 kursi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Nasional
MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com