Sebab, para peneliti mengaku tidak dilibatkan dalam proses uji klinis, termasuk dalam penyusunan protokol pengembangan vaksin.
Baca juga: Vaksin Nusantara, Sempat Tuai Polemik Kini Disiapkan Hadapi Pandemi
Kemudian, 10 Maret 2021, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan pengembangan vaksin yang digagas Terawan tidak sesuai kaidah medis.
"Pemenuhan kaidah good clinical practice juga tidak dilaksanakan dalam penelitian ini," kata Kepala BPOM Penny K Lukito dalam kerja bersama Komisi IX DPR kala itu.
Saat itu, BPOM pun tidak memberikan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinis (PPUK) untuk uji klinis tahap dua dan tiga vaksin Nusantara.
Oleh karenanya, BPOM meminta agar penelitian dan pengembangan vaksin tersebut dilakukan sesuai standar penelitian yang berlaku.
Berbeda dari para ahli dan BPOM, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sejak awal mendukung pengembangan vaksin Nusantara. Bahkan DPR mendesak agar pengembangan vaksin tersebut terus dilanjutkan.
Meski belum selesai proses uji klinis, pada medio April 2021 lalu, sejumlah pejabat telah menerima suntikan vaksin Nusantara sebagai booster.
Baca juga: Tanggapan Menkes soal Putusan MKEK Pecat Terawan dari IDI
Sejumlah anggota DPR tercatat menerima vaksin tersebut seperti Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melkiades Laka Lena, dan Wakil Ketua Komisi IX Nihayatul Wafiroh.
Kemudian, beberapa anggota Komisi IX DPR RI seperti Arzeti Bilbina, Saniatul Lativah, Sri Meliyana, dan Anas Thahir.
Pejabat lainnya yang juga menerima suntikan vaksin Nusantara yakni Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko. Dia disuntik vaksin booster itu pada 30 Juli 2021.
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo juga ikut menjadi relawan uji klinis vaksin Nusantara. Kala itu, Gatot mengaku mendapat tawaran langsung dari Terawan.
"Begini, saya ini lahir di sini, makan di sini, minum di sini, diberi ilmu dan dididik seorang prajurit di Bumi Pertiwi. Kemudian ada hasil karya Putra Indonesia terbaik kemudian uji klinis, kenapa tidak? Apa pun saya lakukan untuk bangsa dan negara ini," kata Gatot di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (14/4/2021).
Baca juga: Menkes Bantu Proses Mediasi Terkait Rekomendasi Pemberhentian Terawan dari Keanggotaan IDI
Tokoh lain yang juga menerima booster vaksin Nusantara yakni Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie dan putri dari Presiden RI ke-2 Soeharto, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto.
Desember 2021 lalu, vaksin Nusantara sempat disinggung pemerintah sebagai opsi vaksin booster atau dosis ketiga.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, vaksin Nusantara menjadi salah satu opsi vaksin booster berdasar arahan Presiden Joko Widodo.