Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal dari Pertanyakan Ibu-ibu yang Hanya Menggoreng, Megawati Bakal "Turun Gunung" Buka Demo Masak Direbus 

Kompas.com - 28/03/2022, 06:22 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masih lekat dalam ingatan masyarakat pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri soal minyak goreng.

Pernyataan itu berujung kritik dan bulan-bulanan publik. Sebab, di tengah langka dan tingginya harga minyak di Indonesia, Megawati justru mempertanyakan mengapa ibu-ibu hanya menggoreng.

Ia juga mengaku heran melihat warga yang rela mengantre berjam-jam demi membeli minyak.

"Saya sampai mengelus dada, bukan urusan masalah nggak ada atau mahalnya minyak goreng, saya sampai mikir, jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya menggoreng sampai begitu rebutannya?" kata Megawati dalam webinar "Cegah Stunting untuk Generasi Emas" yang disiarkan Youtube Tribunnews, Jumat (18/3/2022).

Baca juga: Megawati Bakal Buka Demo Masak Direbus yang Digelar PDI-P Senin Besok

Padahal, menurut Mega, selain digoreng, ada banyak cara untuk membuat makanan. Bisa dengan direbus, dibakar, atau dikukus.

"Apa tidak ada cara untuk merebus, lalu mengukus, atau seperti rujak, apa tidak ada? Itu menu Indonesia lho. Lha kok njelimet (rumit) gitu," tuturnya.

Mega mengatakan, seandainya almarhum suami menyuruhnya untuk ikut mengantre atau berebut membeli minyak goreng, sudah pasti dia tidak mau.

Ketimbang menggoreng, Mega bilang lebih memilih memasak di rumah dengan cara lainnya.

Selain enggan menghabiskan waktu, kata Mega, terlalu banyak mengonsumsi makanan yang digoreng juga tak baik untuk kesehatan tubuh.

"Saya emoh (tidak mau). Aku lebih baik masak di rumah, direbus kek, dikukus kek," kata dia.

Meski demikian, Mega tak menampik pentingnya minyak goreng dalam urusan rumah tangga. Namun, menurut dia, minyak goreng bukanlah kebutuhan primer.

"Nanti dipikirnya saya tidak membantu rakyat kecil. Lho padahal, ini kebutuhan apa tidak? Sebetulnya ini kan bukan primer sebetulnya, kalau mikirnya kita kreatif," kata Presiden ke-5 RI itu.

Dinilai ceroboh

Pernyataan Megawati itu seketika menjadi kontroversi. Mega pun dinilai ceroboh dan tidak sensitif pada situasi sulit masyarakat akibat krisis minyak goreng.

"Komunikasi politik Bu Mega ini agak ceroboh karena pertama kondisi masyarakat sedang susah," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo, kepada Kompas.com, Minggu (20/3/2022).

Kunto menilai, gaya komunikasi Mega ini menunjukkan adanya diskrepansi atau gap yang besar antara elite politik dengan kalangan akar rumput.

Bahwa rupanya tak seluruh elite politik menganggap kisruh minyak goreng sebagai masalah prioritas, sementara bagi publik persoalan ini sangat mendasar.

"Ini yang harus menurut saya jadi problem. Berarti ada saluran komunikasi, saluran aspirasi dari bawah ke atas yang mandek," ujar Kunto.

Baca juga: Megawati: Saya Berani Bukan Sombong, tetapi Punya Keyakinan

Sementara, memandang ini, peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro menilai bahwa pernyataan Mega tak sesuai dengan klaim PDI-P sebagai partai rakyat kecil.

Di tengah kisruh yang tak kunjung usai, minyak merupakan komoditas penting bagi rakyat. Tidak sedikit dari mereka memiliki usaha kuliner, seperti tukang gorengan, sehingga sangat membutuhkan minyak.

"Apa yang disampaikan oleh Ibu Mega tidak sesuai sekali dengan apa selama ini dibanggakan oleh PDI Perjuangan partai wong cilik," katanya kepada Kompas.com, Jumat (18/3/2022).

Demo masak direbus

Lewat sepekan setelah pernyataan Megawati itu diperdebatkan, PDI-P berencana menggelar demonstrasi masak tanpa menggunakan bahan minyak goreng.

Rencananya, acara itu digelar di Sekolah Partai PDI-P Lenteng Agung, Jakarta, Senin (28/3/2022) siang.

Baca juga: Cerita Megawati Saat Masuk Parpol, Dipanggil Polisi hingga Diinterogasi Kejaksaan dan Tentara

Tak tanggung-tanggung, Megawati dijadwalkan "turun gunung" untuk membuka langsung demo memasak tersebut.

"Kami juga akan pamerkan khasanah lokal, bagaimana membuat migor (minyak goreng) dari kelapa. Jadi besok di DPP Lenteng Agung di Sekolah Partai dibuka Bu Mega jam 13.30," kata Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto ditemui di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (27/3/2022).

Hasto mengatakan, kegiatan ini memang berkaitan dengan pernyataan Megawati soal minyak goreng yang menuai kontroversi.

Menurut Hasto, pernyataan Megawati soal terlalu banyak mengonsumsi makanan yang digoreng tak baik untuk kesehatan benar adanya.

Dia mengaku, kesehatannya sempat terganggu lantaran terlalu banyak mengonsumsi makanan yang digoreng.

"Saya dua tahun terakhir punya penyakit kolesterol enggak hilang-hilang. Setelah saya selidik bahwa yang disampaikan Bu Mega itu betul karena saya mengonsumsi gorengan terlalu banyak," jelas Hasto.

Sebelumnya, Hasto menyebut pernyataan Mega yang mempertanyakan kenapa masyarakat tidak membuat masakan yang direbus dan dikukus merupakan solusi atas kelangkaan minyak goreng.

Ia mengeklaim bahwa Megawati memahami persoalan dapur rakyat Indonesia.

"Ketika minyak goreng harganya tinggi, Ibu Megawati memberi opsi dan solusi ke rakyat, meminta Ibu-ibu untuk kreatif. Ibu Megawati begitu memahami persoalan dapur rakyat sehingga memberikan solusi praktis," kata Hasto dalam keterangan tertulis, Jumat (18/3/2022).

Baca juga: PDI-P Sebut jika Akan Reshuffle, Jokowi Pasti Bertemu Megawati dan Ketum Parpol Koalisi

Menurut Hasto, Megawati justru ingin mendorong kalangan ibu kreatif dalam mengolah makanan, tidak hanya digoreng tetapi juga dapat dikukus, direbus, atau dibakar.

Di sisi lain, Hasto mengeklaim, PDI-P telah memerintahkan seluruh kepala daerah, anggota legislatif, dan struktur partai untuk membantu rakyat dan bergotong-royong mengatasi kisruh minyak goreng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik Ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik Ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com