Saat itu Terawan sempat mempertanyakan para wartawan yang menggunakan masker dalam jumpar pers di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso.
"Kok semua pakai masker? Kalau sakit pakai masker, kalau sehat ya enggak usah, mengurangi oksigen tubuh," kata Terawan.
Menurut Terawan pernyataannya saat itu sesuai anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Akan tetapi, WHO lantas merevisi anjuran itu setelah menetapkan status pandemi Covid-19 dan mewajibkan setiap orang untuk mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
Terawan melontarkan pernyataan kontroversial menanggapi para pakar dari dalam negeri yang mempertanyakan soal upaya deteksi virus corona (Covid-19) oleh pemerintah pada 2020. Sebab saat itu sejumlah negara sudah mengonfirmasi temuan kasus infeksi.
Terawan saat itu menyatakan kekuatan doa menjadi penyebab virus Corona tak masuk ke Indonesia.
Baca juga: Beredar Video Pembacaan Rekomendasi Pemberhentian Terawan dari Keanggotan IDI, Ini Kata IDI Aceh
"Kita ini negara yang Berketuhanan Yang Maha Esa, apa pun agamanya selama kita berpegang teguh pada Pancasila, doa itu menjadi hal yang harus utama. Maka namanya ora et labora (berdoa dan berusaha)," ujar Terawan pada 17 Februari 2020.
Pernyataan kontroversial lain dari Terawan saat masih menjabat sebagai Menteri Kesehatan adalah masyarakat tidak perlu khawatir dengan Covid-19, karena penyakit itu bisa sembuh dengan sendirinya.
"Dan saya merasa sangat berbahagia. Bahwa teorinya benar bahwa memang ini adalah self limiting disease yang akan sembuh sendiri. Penyakit yang akan sembuh sendiri," kata Terawan saat jumpa pers di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, 12 Maret 2020.
Baca juga: Terawan Sudah Direkomendasikan Dipecat dari IDI sejak 3 Tahun Lalu, tapi Tak Kunjung Dieksekusi
Akan tetapi, ternyata pasien yang terinfeksi Covid-19 terutama yang mempunyai komorbid, bisa menyebabkan gejala yang berat bahkan mematikan.
Menurut catatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Sabtu (26/3/2022), jumlah kasus positif di seluruh Indonesia mencapai 5.995.876.
Sedangkan jumlah kasus kematian akibat infeksi Covid-19 mencapai 154.570.
Presiden Joko Widodo pernah mengkritik Terawan dalam menetapkan kebijakan penyerapan anggaran Kemenkes. Penyebabnya adalah Kemenkes di masa kepemimpinan Terawan dinilai lambat dalam menyerap anggaran yang sudah diberikan oleh Pemerintah.
"Bidang kesehatan dianggarkan Rp75 triliun, baru keluar 1,53 persen," kata Jokowi pada 18 Juni 2020.
Baca juga: 3 Kontroversi Terawan, Mantan Menkes yang Kini Diberhentikan IDI
Karena kebijakan Terawan itu, sejumlah tenaga kesehatan sempat protes pada 2020 karena insentif mereka yang bekerja di garis depan dalam menangani pasien Covid-19 tak kunjung cair.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, mengatakan proses verifikasi di Kemenkes menjadi sumber persoalan terhambatnya pencairan insentif untuk tenaga kesehatan.
(Sumber Kompas.com, Penulis Ihsanuddin | Editor Kristian Erdianto)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.