Dia lantas mengatakan, anak muda hanya gampang membuat perselisihan daripada persatuan.
Mega mengingatkan, bagaimana anak-anak muda dapat membuat semangat nasionalisme sebagai halauan bangsa jika tidak bisa berdamai satu sama lain.
Terlebih, Mega menilai masih banyak generasi muda terpaku pada egosentrisme kelompok masing-masing.
"Itu yang saya minta dari dulu kepada GMNI, yang adanya keributan dan sebagainya. Jadi untuk apa kalian masuk organisasi?, Saya selalu menanyakannya seperti itu," ungkap Mega.
Menurutnya, pertanyaan yang sama juga selalu dia sampaikan kepada kader-kader muda PDI-P.
Baca juga: Cak Imin Berencana Bertemu Megawati Bahas Penundaan Pemilu
Sebagai Ketua Umum PDI-P, Mega pun mengingatkan jika ada perselisihan di internal agar dikembalikan ke AD dan ART.
"Kalau kalian membuat keributan padahal kita punya AD/ART, kalian harus mengikuti AD/ART itu, bukan dengan personal apa yang ingin kalian lakukan," tegasnya.
"Sekarang saya bertanya ini dengan alumni (PA GMNI), sanggupkah kalian menjalankan seperti itu?, Kalau sanggup silakan maju. Kalau enggak sanggup silahkan mundur, gampang aturannya," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Mega juga mengungkapkan mengapa dirinya masih banyak berkegiatan di politik dan pemerintahan.
Padahal di usianya saat ini seharusnya dia telah pensiun.
"Tetapi masih terus bekerja. Karena apa? orang melihat saya orang yang bisa bertanggung jawab," tuturnya.
Mega kemudian mengatakan, selain menjadi Ketua Umum PDI-P dia juga diberi tugas sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Setelahnya, dia diberi tugas lagi sebagai Kepala Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
"Saya menjalankan sekarang selain sebagai Ketum PDI-P, saya juga diberikan lagi tugas oleh Presiden untuk menjadi Ketua Dewan Pengarah BPIP. Menurut saya berat sekali," katanya.
"Dan lagi diberi lagi, jabatan sebagai Kepala Dewan Pengarah sebuah badan baru yang disebut BRIN," lanjut Mega.
Baca juga: Saat Pernyataan Megawati soal Minyak Minyak Goreng Ditafsirkan Berbeda oleh Kader PDI-P…
Dia menjelaskan, sebagai Ketua Dewan Penharah BPIP dia mendapat tugas mengarahkan dan mensosialisasikan kembali Pancasila secara efektif dan efisien. Menurutnya, pemahaman Pancasila tidak boleh seperti saat masa Orde Baru.
"Tetapi benar-benar keterlibatan masyarakat Indonesia. Hal yang kami lakukana adalah dari pasukan bendera pusaka (paskibraka). Karena itu menurut saya sebuah simbol kebangsaan kita, dan itu tentunya merupakan juga implementasi Pancasila dan tidak terbanyangkan kalau merah putih kita lalu itu ganti warna ya," jelasnya.
"Mereka yang telah menjalankan tugas masuk ke dalam purna-paskibraka. Dab purna-paskibraka itu mempunyai wadah untuk bisa mensosialisasikan Pancasila," tambah Mega.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.