Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati: Saya Berani Bukan Sombong, tetapi Punya Keyakinan

Kompas.com - 27/03/2022, 06:36 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

Dia lantas mengatakan, anak muda hanya gampang membuat perselisihan daripada persatuan.

Mega mengingatkan, bagaimana anak-anak muda dapat membuat semangat nasionalisme sebagai halauan bangsa jika tidak bisa berdamai satu sama lain.

Terlebih, Mega menilai masih banyak generasi muda terpaku pada egosentrisme kelompok masing-masing.

"Itu yang saya minta dari dulu kepada GMNI, yang adanya keributan dan sebagainya. Jadi untuk apa kalian masuk organisasi?, Saya selalu menanyakannya seperti itu," ungkap Mega.

Menurutnya, pertanyaan yang sama juga selalu dia sampaikan kepada kader-kader muda PDI-P.

Baca juga: Cak Imin Berencana Bertemu Megawati Bahas Penundaan Pemilu

Sebagai Ketua Umum PDI-P, Mega pun mengingatkan jika ada perselisihan di internal agar dikembalikan ke AD dan ART.

"Kalau kalian membuat keributan padahal kita punya AD/ART, kalian harus mengikuti AD/ART itu, bukan dengan personal apa yang ingin kalian lakukan," tegasnya.

"Sekarang saya bertanya ini dengan alumni (PA GMNI), sanggupkah kalian menjalankan seperti itu?, Kalau sanggup silakan maju. Kalau enggak sanggup silahkan mundur, gampang aturannya," tambahnya.

Akui tugas di BPIP berat

Dalam kesempatan itu, Mega juga mengungkapkan mengapa dirinya masih banyak berkegiatan di politik dan pemerintahan.

Padahal di usianya saat ini seharusnya dia telah pensiun.

"Tetapi masih terus bekerja. Karena apa? orang melihat saya orang yang bisa bertanggung jawab," tuturnya.

Mega kemudian mengatakan, selain menjadi Ketua Umum PDI-P dia juga diberi tugas sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Setelahnya, dia diberi tugas lagi sebagai Kepala Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

"Saya menjalankan sekarang selain sebagai Ketum PDI-P, saya juga diberikan lagi tugas oleh Presiden untuk menjadi Ketua Dewan Pengarah BPIP. Menurut saya berat sekali," katanya.

"Dan lagi diberi lagi, jabatan sebagai Kepala Dewan Pengarah sebuah badan baru yang disebut BRIN," lanjut Mega.

Baca juga: Saat Pernyataan Megawati soal Minyak Minyak Goreng Ditafsirkan Berbeda oleh Kader PDI-P…

Dia menjelaskan, sebagai Ketua Dewan Penharah BPIP dia mendapat tugas mengarahkan dan mensosialisasikan kembali Pancasila secara efektif dan efisien. Menurutnya, pemahaman Pancasila tidak boleh seperti saat masa Orde Baru.

"Tetapi benar-benar keterlibatan masyarakat Indonesia. Hal yang kami lakukana adalah dari pasukan bendera pusaka (paskibraka). Karena itu menurut saya sebuah simbol kebangsaan kita, dan itu tentunya merupakan juga implementasi Pancasila dan tidak terbanyangkan kalau merah putih kita lalu itu ganti warna ya," jelasnya.

"Mereka yang telah menjalankan tugas masuk ke dalam purna-paskibraka. Dab purna-paskibraka itu mempunyai wadah untuk bisa mensosialisasikan Pancasila," tambah Mega.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar Tegaskan Belum Ada Upaya Revisi UU MD3 demi Kursi Ketua DPR

Golkar Tegaskan Belum Ada Upaya Revisi UU MD3 demi Kursi Ketua DPR

Nasional
Tak Ada Anwar Usman, MK Diyakini Buat Putusan Progresif dalam Sengketa Pilpres

Tak Ada Anwar Usman, MK Diyakini Buat Putusan Progresif dalam Sengketa Pilpres

Nasional
Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

Nasional
Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Nasional
Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Nasional
Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Nasional
Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com