Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Gus Muhaimin: Kami Ingin Rusia Jadi Lokomotif Perdamaian Tata Dunia Baru

Kompas.com - 24/03/2022, 18:14 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan, pihaknya ingin ketegangan antara barat dan timur segera mereda.

Seperti diketahui, saat ini tengah terjadi konflik antara Rusia dan Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengumumkan operasi militer ke Ukraina secara resmi pada Kamis (24/2/2022).

“Paling penting kami ingin Rusia menjadi motor utama lokomotif perdamaian tata dunia baru yang manusiawi, adil, demokratis, kemanusiaan, dan damai,” ujar pria yang akrab disapa Gus Muhaimin itu dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (24/3/2022).

Ia berharap, tata dunia baru nantinya benar-benar dilaksanakan secara adil, damai, dan tidak terjadi lagi perang di Timur Tengah maupun di Asia Selatan.

Baca juga: 5 Dampak Perang Rusia-Ukraina yang Mengubrak-abrik Ekonomi Global

Pernyataan tersebut Gus Muhaimin sampaikan saat menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva di Ruang Delegasi, Nusantara III, Senayan, Jakarta.

Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan sejumlah pandangan mengenai operasi militer Rusia ke Ukraina.

“Tentu kami berharap segera tercipta suasana damai di Ukraina karena kami sangat khawatir negara ini bisa menjadi pemicu perang global,” ujar Ketua Umum Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

Supaya tidak jadi pemicu, lanjut Gus Muhaimin, pihaknya berharap banyak pada Rusia untuk mempercepat keadaan ini sehingga menjadi lebih damai.

Baca juga: Cak Imin Terima Duta Besar Rusia, Harapkan Damai Tercipta di Ukraina

Ia mengungkapkan, suasana di Ukraina mengingatkan pihaknya untuk membangun tata dunia baru yang lebih damai dan jauh dari ketegangan militer antarnegara.

Sebagai wakil Indonesia, Gus Muhaimin kembali berharap, ketegangan Rusia-Ukraina segera usai.

“Segera akhiri perang dan Rusia dapat mengatasi keadaan dengan cepat,” imbuhnya.

Usai pertemuan tersebut, Gus Muhaimin tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dubes Lyudmila yang sudah berkunjung ke rumah rakyat di Senayan.

Baca juga: Kisah Perang: Lyudmila Pavlichenko, Sniper Wanita Paling Mematikan Berjuluk Lady Death

“Terima kasih Ibu Duta Besar yang memberikan kami banyak pandangan sehingga semakin objektif dalam menilai perang. Hal paling penting yaitu perang harus bisa cepat dihentikan,” ujar Gus Muhaimin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com