JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai, potensi ledakan kasus Covid-19 akibat kebijakan mudik Lebaran tetap ada.
Meski syarat vaksinasi diberlakukan, menurut dia, hal itu tidak serta merta menghilangkan ancaman peningkatan kasus setelah Lebaran.
"Ledakan kasus itu sulit dihindari," kata Dicky kepada Kompas.com, Kamis (24/3/2022).
Baca juga: Jokowi Persilakan Masyarakat Mudik Lebaran, Syaratnya Sudah Vaksinasi Booster
Dicky mengingatkan bahwa virus SARS-CoV-2 tidak melemah meski banyak negara telah melakukan vaksinasi. Bahkan, varian baru virus terus bermunculan.
Di Indonesia sendiri, masih banyak daerah yang capaian vaksinasinya rendah. Bahkan, cakupan vaksinasi booster atau dosis ketiga belum mencapai 10 persen.
Sementara, vaksin booster jadi salah satu syarat warga untuk bisa mudik Lebaran.
Oleh karenanya, Dicky mendorong pemerintah untuk mempercepat vaksinasi, baik dosis pertama, kedua, maupun booster.
"Berat mengejar (capaian vakasinasi), dalam waktu dua bulan saja berat, apalagi ini sebentar lagi mau puasa," ujarnya.
Dengan kondisi demikian, menurut Dicky, dibukanya izin mudik Lebaran tahun ini harus dibarengi dengan pengetatan di bidang lainnya.
Misalnya, tetap melakukan deteksi dini surveilans Covid-19. Kemudian, memastikan masyarakat menjalankan 5M atau memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Baca juga: Kemenhub Akan Terbitkan Aturan Mudik Pekan Depan
Tak kalah penting yakni meningkatkan kualitas udara pada transportasi umum yang akan digunakan masyarakat untuk mudik, seperti kereta dan bus, dengan memastikan adanya ventilasi udara yang cukup.
"Kesiapan prasarana dan sarana kesehatan juga tetap disiapkan," tuturnya.
Dicky menambahkan, di tahun 2022 ini kebijakan banyak negara soal pandemi Covid-19 cenderung melunak. Padahal, pandemi virus corona belum berakhir.
Jika pelonggaran dilakukan secara serentak di seluruh sektor, menurut dia, bukan tidak mungkin lonjakan kasus Covid-19 kembali terjadi.
"Dilakukan pelonggaran silakan, misalnya tidak ada karantina, tidak ada tes, itu bisa. Tapi jangan sampai 5M ini lepas, masker di mana-mana lepas, pembatasan kapasitas lepas, wah ini berbahaya," kata Dicky.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.