Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hendry Susanto, Bos Fahrenheit yang Janjikan Cuan, tapi Malah Bikin Rugi Korban Ratusan Miliar Rupiah

Kompas.com - 23/03/2022, 14:36 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menangkap Hendry Susanto, bos perusahaan pengelola robot trading Fahrenheit.

Dia ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan penipuan investasi.

Dalam kasus ini, korban penipuan diduga mencapai ratusan orang. Mereka dirayu dengan iming-iming keuntungan berkali lipat, tetapi malah merugi hingga ratusan miliar rupiah.

Jabat direktur

Hendry ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian pada Senin (21/3/2022) malam. Ia kini ditahan di Rutan Bareskrim Polri hingga 20 hari ke depan.

Polisi pun masih terus melakukan pendalaman terhadap Hendry guna mencari pihak lain yang terlibat.

Baca juga: Bos Robot Trading Fahrenheit Hendry Susanto Ditangkap, Langsung Ditahan Bareskrim Polri

Sebelum menangkap Hendry, Polda Metro Jaya lebih dulu menciduk empat pelaku robot trading aplikasi Fahrenheit, yakni D, IL, DB, dan MF.

Tiga orang pelaku ditangkap di kawasan Taman Anggrek, Jakarta Barat, sedangkan satu lainnya diamankan di Alam Sutera, Tangerang.

Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Auliansyah Lubis mengatakan, pelaku memiliki peran berbeda-beda.

"Perannya ada yang mengajak, ada yang admin, dan satu lagi itu pengelola website-nya," kata Auliansyah saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (20/3/2022).

Baca juga: Kronologi Penangkapan Hendry Susanto, Bos Robot Trading Fahrenheit yang Kini Jadi Tersangka

Dari hasil pemeriksaan terhadap empat tersangka, terungkap bahwa Hendry menjabat sebagai direktur di PT FSP Akademi Pro yang merupakan perusahaan pengelola investasi ilegal Fahrenheit.

"Hasil pemeriksaan empat orang yang sudah kami amankan, menurut mereka dia direktur," ujar Auliansyah, Selasa (22/3/2022).

Iming-iming cuan

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap empat tersangka itu pula, didapati keterangan bahwa keempatnya merayu korban dengan iming-iming keuntungan berlipat.

Mereka yang berinvestasi di Fahrenheit dijanjikan keuntungan di atas 50 persen dari total uang yang diinvestasikan.

Auliansyah menyebutkan, para pelaku bahkan menggunakan slogan "D4" yang berarti "Diam, Duduk, Dapat Duit" setiap kali mempromosikan Fahrenheit.

Pelaku juga berupaya meyakinkan para korban bahwa uang yang telah diinvestasikan tidak akan hilang karena sistem khusus milik aplikasi tersebut.

Baca juga: Cara Hendry Susanto Tipu Para Investor Lewat Robot Trading Fahrenheit

Menurut Auliansyah, pelaku berdalih bahwa kerja robot trading Fahrenheit dapat memantau dan mengamankan uang yang diinvestasikan oleh anggotanya.

"Jadi nanti robot ini bisa mengamankan uang masyarakat ini, tidak akan kalah, tidak akan hilang, jadi akan untung terus," tutur Auliansyah.

"Inilah akhirnya masyarakat tergerak untuk meletakkan uangnya di robot trading tersebut," jelasnya.

Korban capai ratusan

Pihak kepolisian mengungkapkan, korban penipuan robot trading Fahrenheit hingga kini berkisar 100 orang.

"Sudah ada 100 orang yang lapor kepada kami," ucap Auliansyah.

Auliansyah pun menduga masih banyak yang menjadi korban karena tergiur berinvestasi melalui robot trading Fahrenheit. Meski begitu, hingga kini polisi belum dapat memastikan berapa jumlah anggota dari aplikasi tersebut.

Baca juga: Polisi Diminta Segera Sita Seluruh Aset Hendry Susanto, Bos Robot Trading Fahrenheit yang Tipu Ratusan Orang

Sementara itu, Kasubdit V Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri Kombes Ma'mun mengungkapkan, jumlah kerugian korban robot trading Fahrenheit ditaksir mencapai ratusan miliar rupiah.

“Dari 18 korban yang kita mintai keterangan, (kerugian) baru ratusan miliar,” ucap Ma'mun dalam keterangannya, Rabu (23/3/2022).

Ia menuturkan, para korban itu mewakili kelompoknya masing-masing.

“Itu rupanya mereka mewakili kelompok-kelompoknya, jadi satu kelompok itu ada 15 ada 20 orang, ada 100 orang,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar Tegaskan Belum Ada Upaya Revisi UU MD3 demi Kursi Ketua DPR

Golkar Tegaskan Belum Ada Upaya Revisi UU MD3 demi Kursi Ketua DPR

Nasional
Tak Ada Anwar Usman, MK Diyakini Buat Putusan Progresif dalam Sengketa Pilpres

Tak Ada Anwar Usman, MK Diyakini Buat Putusan Progresif dalam Sengketa Pilpres

Nasional
Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

Nasional
Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Nasional
Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Nasional
Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Nasional
Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com