JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menangkap Hendry Susanto, bos perusahaan pengelola robot trading Fahrenheit.
Dia ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan penipuan investasi.
Dalam kasus ini, korban penipuan diduga mencapai ratusan orang. Mereka dirayu dengan iming-iming keuntungan berkali lipat, tetapi malah merugi hingga ratusan miliar rupiah.
Hendry ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian pada Senin (21/3/2022) malam. Ia kini ditahan di Rutan Bareskrim Polri hingga 20 hari ke depan.
Polisi pun masih terus melakukan pendalaman terhadap Hendry guna mencari pihak lain yang terlibat.
Baca juga: Bos Robot Trading Fahrenheit Hendry Susanto Ditangkap, Langsung Ditahan Bareskrim Polri
Sebelum menangkap Hendry, Polda Metro Jaya lebih dulu menciduk empat pelaku robot trading aplikasi Fahrenheit, yakni D, IL, DB, dan MF.
Tiga orang pelaku ditangkap di kawasan Taman Anggrek, Jakarta Barat, sedangkan satu lainnya diamankan di Alam Sutera, Tangerang.
Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Auliansyah Lubis mengatakan, pelaku memiliki peran berbeda-beda.
"Perannya ada yang mengajak, ada yang admin, dan satu lagi itu pengelola website-nya," kata Auliansyah saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (20/3/2022).
Baca juga: Kronologi Penangkapan Hendry Susanto, Bos Robot Trading Fahrenheit yang Kini Jadi Tersangka
Dari hasil pemeriksaan terhadap empat tersangka, terungkap bahwa Hendry menjabat sebagai direktur di PT FSP Akademi Pro yang merupakan perusahaan pengelola investasi ilegal Fahrenheit.
"Hasil pemeriksaan empat orang yang sudah kami amankan, menurut mereka dia direktur," ujar Auliansyah, Selasa (22/3/2022).
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap empat tersangka itu pula, didapati keterangan bahwa keempatnya merayu korban dengan iming-iming keuntungan berlipat.
Mereka yang berinvestasi di Fahrenheit dijanjikan keuntungan di atas 50 persen dari total uang yang diinvestasikan.
Auliansyah menyebutkan, para pelaku bahkan menggunakan slogan "D4" yang berarti "Diam, Duduk, Dapat Duit" setiap kali mempromosikan Fahrenheit.
Pelaku juga berupaya meyakinkan para korban bahwa uang yang telah diinvestasikan tidak akan hilang karena sistem khusus milik aplikasi tersebut.
Baca juga: Cara Hendry Susanto Tipu Para Investor Lewat Robot Trading Fahrenheit
Menurut Auliansyah, pelaku berdalih bahwa kerja robot trading Fahrenheit dapat memantau dan mengamankan uang yang diinvestasikan oleh anggotanya.
"Jadi nanti robot ini bisa mengamankan uang masyarakat ini, tidak akan kalah, tidak akan hilang, jadi akan untung terus," tutur Auliansyah.
"Inilah akhirnya masyarakat tergerak untuk meletakkan uangnya di robot trading tersebut," jelasnya.
Pihak kepolisian mengungkapkan, korban penipuan robot trading Fahrenheit hingga kini berkisar 100 orang.
"Sudah ada 100 orang yang lapor kepada kami," ucap Auliansyah.
Auliansyah pun menduga masih banyak yang menjadi korban karena tergiur berinvestasi melalui robot trading Fahrenheit. Meski begitu, hingga kini polisi belum dapat memastikan berapa jumlah anggota dari aplikasi tersebut.
Sementara itu, Kasubdit V Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri Kombes Ma'mun mengungkapkan, jumlah kerugian korban robot trading Fahrenheit ditaksir mencapai ratusan miliar rupiah.
“Dari 18 korban yang kita mintai keterangan, (kerugian) baru ratusan miliar,” ucap Ma'mun dalam keterangannya, Rabu (23/3/2022).
Ia menuturkan, para korban itu mewakili kelompoknya masing-masing.
“Itu rupanya mereka mewakili kelompok-kelompoknya, jadi satu kelompok itu ada 15 ada 20 orang, ada 100 orang,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.