PERSIS tiga hari setelah Presiden Joko Widodo, para menteri, dan pimpinan lembaga tinggi negara berkemah di titik nol Ibu Kota Negara Nusantara, saya datang untuk pertama kali dan memasuki wilayah yang kini tertutup untuk umum. Dijaga ketat.
Bahkan Kodam Mulawarman telah membuka Pos Komandonya di lokasi Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara Nusantara.
Dijaga ketat, ada pos Kodam Mulawarman
Saya tidak hanya berkeliling ke titik nol, tapi juga ke Istana Negara yang sebelahnya dibangun Pos Komando Pertahanan dan Keamanan dari Kodam Mulawarman di Kalimantan Timur, hingga cikal bakal Jalan Lingkar Sepaku yang merupakan Jalan Lingkar utama pertama kali yang akan mengelilingi Ibu Kota Nusantara yang luasnya 4 kali lipat lebih dari keseluruhan Kota Jakarta.
Saya ditemani oleh Bupati Penajam Paser Utara, Hamdam. Hamdam sebelumnya adalah Wakil Bupati Penajam Paser Utara (PPU).
Namun karena Bupatinya kala itu Abdul Gafur Mas'ud tertangkap KPK atas kasus korupsi, maka Hamdam kini menggantikannya sebagai Bupati.
Menggapai ibu kota dari darat dan laut
Ketiganya menghubungkan Kota Balikpapan dengan Ibu Kota Nusantara.
Saya mulai perjalanan masuk ke dalam pintu utama KIPP (Kawasan Inti Pusat Pemerintahan). Di sini penjagaan sangat ketat. Tidak boleh sembarang masuk, kecuali ada izin tertentu dari pihak Otorita ataupun terkait urusan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), tempat di mana mayoritas Ibu Kota baru berada.
Jalan dari pintu masuk utama, sekitar 4 kilometer ke dalam, saya menemukan titik nol Ibu Kota Negara.
Jangan dianggap kecil, karena Ibu Kota negara ini kalau tersasar bisa jauh menembus hutan. Memang alamnya begitu indah luar biasa, deretan hutan tanaman industri berupa pohon akasia yang menghasilkan kertas dan tisu.
Ada pula sebagian kecil berbalut hutan lindung, yang dilarang untuk dirambah.
Antara titik nol dan Istana Negara di IKN
Saya melalui jalan yang sangat besar dengan lebar lebih dari 40 meter, perkiraan saya. Dan akhirnya sampailah saya pada titik nol IKN.