Namun, di sisi lain, Kunto memandang bahwa Mega tengah berupaya mengalihkan sejenak perhatian publik dari pokok persoalan minyak goreng yang mahal dan langka.
Megawati, menurut Kunto, sementara menggantikan posisi Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi sebagai sasaran tembak publik ihwal minyak goreng.
Kunto menilai, gaya komunikasi Mega ini menunjukkan adanya diskrepansi atau gap yang besar antara elite politik dengan kalangan akar rumput.
Bahwa rupanya tak seluruh elite politik menganggap kisruh minyak goreng sebagai masalah prioritas, sementara bagi publik persoalan ini sangat mendasar.
"Ini yang harus menurut saya jadi problem. Berarti ada saluran komunikasi, saluran aspirasi dari bawah ke atas yang mandek," ujar Kunto.
Namun demikian, Kunto berpandangan, blunder Megawati ini tidak akan berpengaruh besar pada dukungan PDI-Perjuangan. Sebab, Pemilu 2024 masih cukup lama.
Baca juga: Pengamat Sebut Megawati Blunder Besar Komentari Emak-emak yang Mengantre Minyak Goreng
Selain itu, lanjut Kunto, kecerobohan Mega ini bukan sesuatu yang fatal dan membuat orang sangat marah. Dia memprediksi, setelah ini masyarakat akan lupa pada kontroversi pernyataan Mega soal minyak.
"Kalau dilihat orang kemudian menyindir, membuat ini sebagai humor, membuat ini sebagai bahan bercanda dan menurut saya kerusakannya tidak begitu besar ke PDI-P," tutur pengajar di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran ini.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto telah menyampaikan pembelaan terkait pernyataan Megawati ini.
Hasto mengatakan, pernyataan Mega yang mempertanyakan kenapa masyarakat tidak membuat masakan yang direbus dan dikukus merupakan solusi atas kelangkaan minyak goreng. Ia mengeklaim bahwa Mega memahami persoalan dapur rakyat Indonesia.
"Ketika minyak goreng harganya tinggi, Ibu Megawati memberi opsi dan solusi ke rakyat, meminta Ibu-ibu untuk kreatif. Ibu Megawati begitu memahami persoalan dapur rakyat sehingga memberikan solusi praktis," kata Hasto dalam keterangan tertulis, Jumat (18/3/2022).
Hasto pun meminta publik menangkap substansi pernyataan Megawati terkait minyak goreng secara utuh.
Menurut dia, Megawati justru ingin mendorong kalangan ibu kreatif dalam mengolah makanan, tidak hanya digoreng tetapi juga dapat dikukus, direbus, atau dibakar.
Hasto mengeklaim, PDI-P telah memerintahkan seluruh kepala daerah, anggota legislatif, dan struktur partai untuk membantu rakyat dan bergotong-royong mengatasi persoalan minyak goreng.
Sebagaimana diketahui, sejak akhir tahun lalu, harga minyak goreng melambung tinggi.