Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Komentari Ibu-ibu Antre Minyak Goreng, Pengamat: Elite Politik Harusnya Berempati

Kompas.com - 19/03/2022, 15:35 WIB
Ardito Ramadhan,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno mengatakan, elite politik semestinya mampu berempati dengan situasi masyarakat yang kesulitan akibat kelangkaan minyak goreng.

Hal ini disampaikan Adi saat merespons pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang mengomentari perilaku ibu-ibu mengantre minyak goreng.

"Mestinya elite politik berempati di tengah kelangkaan minyak goreng. Faktanya demikian, setelah langka, terbitlah harga mahal. Tentu rakyat menjerit terutama kelas bawah yang selama dua tahun ini sangat terdampak pandemi Covid-19," kata Adi saat dihubungi, Sabtu (19/3/2022).

Menurut Adi, jika elite politik tidak bisa membantu masyarakat, mereka hendaknya tak melontarkan komentar yang dapat melukai perasaan publik.

Baca juga: Sederet Pernyataan Kontroversial Megawati: dari Minyak Goreng sampai Minta Jatah Menteri Terbanyak ke Jokowi

Sikap Megawati yang menyayangkan ketergantungan masyarakat terhadap minyak goreng mungkin maksudnya baik. Namun, kata Adi, pesan tersebut harus dikemas dengan gaya komunikasi yang baik.

"Mesti dikomunikasikan dengan baik-baik, dengan pilihan kata yang apik dan mengayomi. Perasaan rakyat itu sensitif sekarang," ujar Adi.

Ia pun berpendapat, partai-partai yang duduk di DPR sebaiknya menyelidiki kelangkaan minyak goreng alih-alih mengomentari hal yang tidak perlu.

"Percuma rapat dengan Menteri Perdagangan DPR, hanya bisa marah-marah dan selesai di situ saja tanpa upaya serius mebentuk panitia khusus membongkar mafia minyak. Macam melodrama saja, marah sesaat setelah itu tak ada lagi follow up," kata Adi.

Baca juga: Pengamat Sebut Megawati Blunder Besar Komentari Emak-emak yang Mengantre Minyak Goreng

Diberitakan sebelumnya, Megawati mengaku heran ibu-ibu rela mengantre membeli minyak goreng. Dia bertanya-tanya, apakah ibu-ibu setiap hari hanya menggoreng saja sampai minyak goreng jadi rebutan.

"Saya sampai mengelus dada, bukan urusan masalah nggak ada atau mahalnya minyak goreng, saya sampai mikir, jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya menggoreng sampai begitu rebutannya?" kata mantan Presiden Indonesia itu dalam webinar "Cegah Stunting untuk Generasi Emas", Jumat (18/3/2022).

Padahal, menurut Megawati, ada banyak cara yang bisa digunakan untuk memasak, yakni merebus, membakar, dan mengukus.

"Apa tidak ada cara untuk merebus, lalu mengukus, atau seperti rujak, apa tidak ada? Itu menu Indonesia, lho. Lha kok njelimet (rumit) gitu," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com